44 | Bayi Besar

6.8K 816 52
                                    

Kalau ini mimpi, please, jangan bangunin gue!

Sudah lebih dari lima belas menit berlalu sejak kelopak mata Tatiana Monalisa terbuka untuk menatap keindahan yang tak pernah dia bayangkan akan senyata ini. Jantung Mona ikut berdebar, tapi dia tak peduli. Lima belas menit dan senyuman abadi di bibirnya bersamaan dengan mata besar yang tak kunjung beralih dari wajah yang terlihat seperti patung dengan lekukan bak Dewa Yunani. Semua yang ada pada sosok yang masih terlelap dengan posisi tubuh miring berhadapan dengannya itu terlihat sangat sempurna untuk jadi nyata.

Selain saat lulus sekolah dan berhasil mendapat beasiswa di salah satu kampus terbaik di Manado, Mona tak pernah merasakan letupan kebahagiaan seperti ini dalam dadanya. Bahkan bukan hanya letupan, tapi ledakan kebahagiaan super dahsyat yang dia harap dapat bertahan dalam waktu yang lama atau selama-lamanya jika Tuhan mengizinkan.

Bohong jika Mona berkata tidak pernah jatuh cinta. Mona beberapa kali jatuh cinta, tapi jatuh cinta yang sedikit sulit terlupakan adalah dengan mantan empat tahunnya yang bernama Jonathan, Mona memanggilnya En-Jon dan Jonathan adalah cowok tampan dengan tinggi sedikit di atas Mona dan punya senyuman yang cukup manis. Jonathan juga seseorang yang humoris dan sangat bersahabat dengan siapapun. Dia pernah menjadi Ketua OSIS sewaktu sekolah dulu dan di kampus, dia juga sangat aktif bergabung dalam beberapa kegiatan kemahasiswaan. Dia juga wakil Ketua BEM.

Hubungan Mona dan Jonathan benar-benar hubungan sehat yang membuat orang lain iri saat melihat mereka. Ya, setidaknya itu yang orang-orang lihat ketika pada kenyataannya, tidak seperti itu. Memang terdengar bodoh, tapi Mona secinta itu pada Jonathan hingga menuruti semua permintaan cowok itu hanya untuk memaksanya bertahan di sisi Mona. Sesederhana itu, namun Jonathan ketahuan mengkhianati Mona di saat mereka seharusnya merayakan hari jadi mereka yang keempat tahun.

Setelahnya, Mona memutus kontak dengan Jonathan dan kabar terakhir yang Mona dengar, Jonathan sudah menikah dengan cewek yang memang adalah selingkuhannya saat masih bersama Mona dulu. Ya, sudahlah. Butuh waktu bertahun-tahun untuk Mona melupakan Jonathan hingga akhirnya, Axel datang dan berhasil menutup akses Jonathan untuk kembali ke hidup Mona.

Pikiran Mona kembali tertuju pada porselen di hadapannya yang masih tertidur lelap dengan satu tangan berada di atas pinggang Mona sampai tiba-tiba saja mata Axel terpejam dan seperti pencuri yang ketahuan mencuri, Mona salah tingkah dan panik dibuatnya. Melihat Mona yang buru-buru memejamkan mata, seperti berpura-pura untuk tidur, Axel terkekeh. Tangannya yang tadi berada di atas pinggang Mona dia gunakan untuk menarik hidung Mona gemas.

"Gak usah pura-pura tidur."

Mona mendengus dan membuka mata, sedikit mendongakkan kepala untuk menatap Axel. Memang, posisi Mona tidur berhadapan dengan Axel ketika kepala Mona berhadapan langsung dengan leher jenjang Axel. Mona sedari tadi menatapi wajah rupawan Axel dengan kepala sedikit mendongak, tapi dia tak merasa keberatan sama sekali. Bukankah untuk menikmati sesuatu yang indah memang butuh perjuangan ekstra?

"Habis Bapak ngagetin tiba-tiba buka mata!" Mona memprotes.

"It's Axel, by the way. Just call me Axel when there is only two of us. I wanna hear you call my name. Just Axel."

Mata mereka bertemu saat Axel mengucapkan kalimat itu dan sungguh, Mona terjebak pada iris karamel memikat milik Axel. Mimpi apa Mona semalam jika kali ini dia bisa melihat bare face dan iris mata indah Axel sedekat ini, lalu menghirup aroma natural tubuh Axel yang masih saja harum.

"Axel." Mona menyebutkan nama itu, dengan sangat baik.

Axel tersenyum dan menarik lagi hidung Mona, membuat Mona mengaduh kesakitan. "Good girl."

DioramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang