"Pertemuan kembali? Memang ya, waktu tak pernah salah mempertemukan."
*****
Kini Nasya tengah berada dikantin, sedang melahap dengan tergesa makanan tadi. Tak sedikitpun memperdulikan berbagai tatapan yang menatapnya bermacam.
Tiba-tiba, seseorang menggebrak meja yang ia tempati dengan keras, mebuat sang empu terlonjak kaget.
"Astaghfirullah haladzim.."
"Qerja lembur bagai quda,"
"Sampai lupa orang tu-" Ucap Nasya tetpotong.
"Stop! Lo dihukum lagi, huh?!" Potong Misel.
Nasya hanya nyengir menampilkan deretan giginya yang putih, nan rapih. Sedangkan Misel, memutar bola mtanya malas, sudah hafal tabiat dari sahabat absurdnya ini.
"Kebiasaan dah bocah." Tandas Manda.
Fyi, Misel dan Manda termasuk sahabatnya pula. Hanya saja mereka menempati kelas yang berbeda dengan Nasya dan Maura. Misel dan Manda menduduki kelas X Mipa 1 sedangkan Nasya dan Maura berada dikelas X Ips 2.
Tiba-tiba Nasya dan teman-temannya mengentikan pembicaraannya ketika mendengar teriakan histeris dari semua siswi Galaxi, tidak semua sih mungkim sebagian. Tapi tetap saja, teriakan mereka seperti mendapat sebuah lotre.
Kini, Misel tahu alasan mereka berteriak tak tahu tempat. Dugaannya benar, pasti Nathan dkk lah yang membuat suasana hening menjadi suasana ramai.
"Ck, Alay." Desis Nasya lalu melanjutkan makannya.
"Misel, Maura, liat dah Kak Nathan makin cakep aja yaa!" Seru Manda menggebu, mereka menanggapi dengan antusias.
"Heleh, yang namanya Nathan tuh yang mana si?" Tanya Nasya.
"Masyaallah Sya, masa lo gak kenal cogan Galaxi sih?!" Pekik Manda.
"Tau namanya doang, cuma masalahnya gua gak tau yang mana orangnya." Ucap Nasya jujur.
"Sini deh gue tunjukin, noh mereka yang paling cakep!" Ucap Maura sembari menunjuk ke arah Nathan dan teman-temannya.
Mata Nasya sontak membulat.
"OALAH, ASTAGHFIR!!" Teriak nasya."Lu kenapa dah? Cakep? Kak Nathan emang cakep kok." Ucap Manda centil.
"Dih, genit amat lo." Tukas Maura yang tak dihiraukan oleh Manda.
"Itu kan cowok yang tadi gue tabrak, saaloh gua suka nih!" Ucap Nasya.
"Lah emang lu ngerti demen-demenan? Nonton ae masih Naruto." Celetuk Maura.
"Gak ngerti sih, hehe." Jawab Nasya polos. Lucu nya sahabat mereka ini, Menggemaskan hingga mereka ingin menenggelamkannya di amazone.
"Tapi,gue bakal deketin dia ah!" Ujarnya yang membuat teman-temannya terkejut.
"APA?!" Ucap mereka serempak.
"Sya? lo jangan gegabah deh." Ucap manda.
"Lho, kenapa?" Tanyanya polos.
"kak Nathan itu paling suka sama ketenangan, dan lo harus tau Kak Nathan itu paling gak suka di deketin, apalagi sama cewek." Jelas Misel.
"Dia, gay?" Nasya bertanya lugu.
"Kocak lo, bangsat." Ujar Manda.
"Eh Manda, gak boleh kasar ya!" Hardik Maura.
"Eh iya, khilaf hehe. Abisan kocak amat si Nasya nanya kayak begitu, yakali Kak Nathan gay!"
"Yakan kali aja, si Misel ngomongnya dia gak suka dideketin sama cewek,"
Misel menepuk jidatnya pelan, ia lupa jika sahabatnya tersebut ngeload, jadi ia harus menjelaskan segala sesuatu pada Nasya dengan lugas.
"Maksud gue tuh bukan berati dia gay, kutil anoa!"
"Gini loh, Sya. Maksdunya kak Nathan gak suka di deketin, meskipun murni cuma pengen temenan aja, dia tetap gak suka di ganggu. Semacam intovert mungkin, anti sosial, atau entah gua gak tau." Jelasnya.
"Oh gitu, kalian tenang aja. Lagian kita gak akan tau hasilnya kan kalau kita gak nyoba? kali ini aja, gue pengen ngerasain gimana berteman sama cowok super duper cuek, dan datar kayak Kak Nathan." Ujar Nasya, diiringi senyum hangatnya.
"Tapi.." Ucap Manda terpotong.
"Udah gak apa-apa, dukung aja dia selama ini memang keputusan dia." Ucap Misel.
Manda mengehela nafas, lalu tersenyum dan mengangguk.
"Kita kita semua bakal selalu dukung lo kok tapi lo harus inget, jangan terlalu gencar, dan kalo lo ada masalah jangan lupa buat cerita sama kita, nanti kita usahain bakal bantu lo." Ucap Manda mantap.
"Okee, terimakasih sayang-sayangku!" Ucap Nasya lalu memeluk mereka.
"Mulai lagi deh virusnya." Gumam mereka serempak keculi Nasya.
———
Mulmed Nathan masih sementara ya temen-temen hehe, ohiyaa jangan lupa Vote & Comment ya gaes! Satu suara dari kalian sangat berharga, maaf kalo masih ada kelasahan kata harap dimaklum karena saya masih belajar hehe!^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Nasyaa
Подростковая литератураSaat senyum, adalah sebuah alasan bertahan dalam lara yang berteman. Sekedar kata hampa, rasa, dan peran utama. Sekedar pertemuan, kilasan, dan kalimat perpisahan. Tentang gadis tegar, kalimat penenang, serta segala putus asanya. Nathan Alvaro Melvi...