"Sudah jelas, utamaku tetap kamu."
*****
"Mimpi apa gua semalam? Kak Nathan minta maaf sama gue? Gila gue gila!" Pekik Nasya histeris.
"Nasya!!" Teriak seseorang. Nasya membalikkan badannya.
"Lo darimana aja?! Kita nyariin lo dari tadi!" Ujar Maura khawatir. Nasya tersenyum lebar, sangat lebar.
"Sya, lo stres?" Tanya misel.
"Enggak kok, gue seneng aja gitu dikhawatirin, hehe."
"Kambuh."
"Alay."
"Najong."
Pletak! Misel menjitak pelipis Nasya.
"Aduh!!" Ringis Nasya.
"Rasain!"
"Ih kalian jahat sama aku, kita putus!" Ucap Nasya dramatis. Ketiga temannya memasang wajah ingin menerkam.
Nasya yang merasa sudah ada aura-aura aneh sudah bersiap untuk kabur.
"Hehe bercanda teman-teman." Ucap Nasya lalu pergi berlari, sebelum sahabatnya menikamnya.
"NASYAA!!!"
"Aus banget gue." Ucap Nasya yang lelah berlari lalu duduk manis dikantin.
"Mpok utii!! Es jeruknya satu yang asem sama maniss!!"
"Oke neng!"
Semua orang menatap ke arah Nasya. Ada yang menatap sinis, meremehkan, dan iba. Hey, Nasya tidak ingin direndahkan dimata mereka. Nasya tidak memperdulikkan mereka semua.
Brak!
Seseorang menggebrak meja tempat nasya duduk.
"Heh jalang!" Siapa lagi kalo bukan Rachel.
"Ada apa, Kak?
"Gak usah sok polos! Gue bakal bales sekarang, karena tadi lo udah mempermalukan gue!"
"Punya malu?"
"Gak usah sok lo!" Ucapnya seraya menjambak rambut Nasya.
"Aw, aduh sakit!!" Ringis Nasya. Semua orang menatap ke arah Nasya dan Rachel yang sedang berkelahi.
Kebetulan Rian dan Reno baru saja datang ke kantin, langsung memisahkan Nasya dam Rachel.
"Stop Rachel!!" Ucap Reno.
"Diem lo! Dan lo jalang, kenapa gak bales gue? Lo takut hah?!"
Nasya terdiam, kepalanya terasa sangat berat. Ia merasa pusing sekali, tarikan Rachel terlalu keras membuat kepala nasya berdenyut nyeri.
"Heh Rachel, lo jangan sok berkuasa disini. Lo siapa? Temen Nathan doang? Belagu amat, hobby banget bully orang." Sindir Reno.
"Diem lo! Kalian tuh harusnya belain gue!"
"Gue sama Rian? Najis."
Nasya terus saja memegang pelipisnya. Dia sudah tidak tahan, hingga akhirnya ia terjatuh pingsan.
"Sya!!" Ucap Rian dan langsung menggendong Nasya ala brydel style.
"Ini semua gara-gara lo!"
"Awas aja lo!" Ucap Rian lalu pergi menuju uks.
Tinggalah Reno dan rachel sekarang.
"Nathan!" Panggil Reno. Nathan mengampiri Reno.
"Gue minta tolong sama lo, kasih tau dia jangan suka bully orang." Sindir Reno.
Nathan menaikan sebelah alisnya perntanda bertanya. "Maksudnya?"
"Dia abis bully Nasya sampe pingsan." Ucap Reno sembari menunjuk rachel. Yang ditunjuk malah menundukkan kepalanya. Ucapan Reno sukses membuat Nathan membeku.
"Dia jambak Nasya terlalu keras sampe Nasya pingsan, gue pergi dulu." Ucap Reno lalu pergi meninggalkan nathan dan rachel.
"Bener?"
"E-enggak kok." Jawab Rachel terbata.
"Gak usah ngelak." Ketus Nathan seraya berlalu pergi.
"Sial, awas aja lo Nasya."
"Gimana keadaan Nasya?"
Apa yang barusan gue bilang? Keadaan Nasya? Apa peduli gue? Arghh shit!
![](https://img.wattpad.com/cover/161884488-288-k804660.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Nasyaa
Ficção AdolescenteSaat senyum, adalah sebuah alasan bertahan dalam lara yang berteman. Sekedar kata hampa, rasa, dan peran utama. Sekedar pertemuan, kilasan, dan kalimat perpisahan. Tentang gadis tegar, kalimat penenang, serta segala putus asanya. Nathan Alvaro Melvi...