"Bagaimana ia masih bisa tersenyum, ketika seseorang mematahkan harapannya?"
*****
"Misel, Manda lo berdua duluan aja ke kelas, gue mau ke toilet dulu. Ra, anter gue ya." Ucap Nasya yang diangguki oleh ketiga sahabatnya. Lalu misel dan manda pamit duluan menuju ke kelasnya.
"Ra, gue punya tebak-tebakan nih. Hewan apa yang memilik leher panjang dan biasa disebut jerapah, namanya hewan apa, Ra?" Tanya Nasya polos.
Maura menatapnya datar, Lalu menghela nafas.
"Sabar." Gumam Maura.
Tuk!
Maura memukul pelan kepala Nasya dengan balpoint miliknya.
"Itu kan udah lu jawab bego!" Gemas Maura.
Nasya terkekeh pelan, Sahabatnya ini kelewat polos, ingin sekali Maura membuangnya ke gunung krakatau.
Maura memutar bola matanya malas. Tiba-tiba mata Nasya tak sengaja menangkap Nathan yang sedang berjalan dengan muka andalannya.
"Kak Nathan!" Pekik Nasya.
"Cewek gila." Batinnya.
"Mampus!" Ucap Maura sembri memukul pelipisnya.
Nasya menghampiri Nathan,
"Ka Nathan mau kemana?" Tanya Nasya. Nathan terus saja berjalan tanpa menggubris perkataan Nasya.Nasya mengembungkan pipinya,
"Kak Nathan!" Teriak Nasya."Gue suka sama lo!" Teriaknya lagi, yang membuat Maura membulatkan matanya tidak percaya.
Untung saja semua siswa siswi sudah masuk ke kelasnya masing-masing, kemungkinan teriakan Nasya tidak terdengar oleh mereka.
"Sya, aduh nekat amat njir!!"Ucap Maura.
Nathan mengentikan langkahnya, tanpa berbalik sedikitpun.
"Tau diri." Ucap Nathan dengan nada dinginnya lalu pergi meninggalkan Nasya yang terbungkam.
Nasya mencoba mencerna kata yang baru saja dilontarkan oleh Nathan, padanya.
"Jadi, Seperti ini?"
"Sya, lo gak apa-apa kan?" Tanya Maura khawatir.
Nasya mengerjapkan matanya berkali-kali, lalu beralih menatap Maura yang berada tepat di sampingnya.
"Huh? Eh gak apa-apa ko, Ra." Jawab Nasya.
"Udahlah sya, Back to earth. Gue tau perasaan lo kaya gimana. Pokoknya gua mau mulai sekarang lo harus hilangin perasaan suka lo sama si Nathan, Bukannya gua egois, tapi gua gak mau ngeliat sahabat gue sakit hati!" Ucap Maura dengan nada seriusnya.
Nasya tersenyum girang.
"Gue gak apa-apa kok, Ra. Serius, hehe." Ucap Nasya."Sya, lo kenapa seneng dah?" Tanya Maura bingung, sungguh sahabatnya yang satu ini sangat susah ditebak, Troublemacker girl? mungkin.
"Gue rasa, cukup gue yang tau." Batin Nasya.
Maura tersenyum tulus melihat sahabat absurdnya ini. Sungguh, ia tak ingin sahabatnya terluka.
Tanpa mereka sadari, sepasang mata dari kejauhan tengah memperhatikan mereka dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Udah, yuk balik kelas?" Ajak Maura.
———
VOMENT TERUSS YAA GAISS LUP YUU!!💖
KAMU SEDANG MEMBACA
Nasyaa
Novela JuvenilSaat senyum, adalah sebuah alasan bertahan dalam lara yang berteman. Sekedar kata hampa, rasa, dan peran utama. Sekedar pertemuan, kilasan, dan kalimat perpisahan. Tentang gadis tegar, kalimat penenang, serta segala putus asanya. Nathan Alvaro Melvi...