"Dunia ini terlalu sempit, atau memang sudah takdir?"
*****
"Nasya, bangun!" Ucap wanita paruh baya yang bernama Siti Zaitun, merupakan guru killer di SMA Galaxi.
"Stt.. Sya, bangun woi!" Bisik Maura yang merupakan sahabatnya, kini tengah mencoba membangunkan dirinya yang menerapkan hobby tertidur dimanapun.
"Apa sih Maura!" Lenguh Nasya yang merasa terganggu, lalu mengucek-ngucek matanya.
"Eh Bu Siti..." Ucap Nasya lagi yang belum sadar dari mimpinya.
Wanita paruh baya itu kini tengah menatap Nasya dengan tatapan tajam, seakan mengitimidasi.
"Mampus, Sya!" Gumam Maura pelan.
"Bagaimana Nasya? sudah merasa puas tertidur?" Tanya Bu Siti dengan senyum smirknya.
"Hah? Belum Bu, masih ngantuk." Jawab Nasya sembari mengerjap-ngerjapkan matanya, mencoba mengumpulkan kembali kesadarannya.
"Apa kamu bilang?!" Hardiknya
"Saya masih ngantuk Bu." Jawab Nasya yang membuat teman-temannya melongo tak percaya.
"Nasya!"
"Keluar! kamu tidak boleh mengikuti pelajaran saya, Dan jangan lupa bersihkan sampah dihalaman sekolah!" lanjut Bu Siti dengan nada tegasnya.
Dengan langkah gontai, ia mulai melangkahkan kakinya menuju keluar kelas.
"Apa salah dan dosaku, Bu Siti?" Ucap nasya, yang masih berjalan gontai dengan bersenandung ria.
"Hm..."
"Nisa Sabyan mode ON."
"Kalo dipikir-pikir suara gue 11-12 yaa sama nisa sabyan hehe."
Maklum saja, Nasya memiliki tingkat kepercayaan diri yang sangat tinggi.
Tiba-tibaa...
Brukk!
Sedetik kemudian..
"HUAAA!! MOMMY TOLONGG ASYA TERJUN BEBAS AAA!!" Teriak nasya ketika tubuhnya tidak sengaja ditabrak oleh seseorang sehingga tubuhnya tersungkur di lantai.
Tanpa rasa bersalah seseorang dihadapannya hanya menatap Nasya datar, tanpa berniat membantunya.
"Woi bambang! Bukannya bantuin gue malah diem aja!" Ketus Nasya.
Yang di ajak bicara hanya diam saja memasang wajah datarnya. Lalu Nasya mencoba berdiri, matanya membulat ketika tanpa sengaja manik matanya bertemu dengan tatapan seseorang yang tepat berada dihadapannya.
"Gila, cakep bener." Gumamnya.
"Lo Dilan ya?! Kenalin gue milea hehehe." Cerocos Nasya tidak tahu malu, sembari mengulurkan tangannya.
Lelaki dihadapannya tampah acuh dan yak menggubris uluran tangan nasya.
"Bercanda doang elah hehe, Nama gue Nasya, kalo lo?" Yang di ajak bicara malah diam dan menatap Nasya dingin.
Tanpa sepatah katapun, ia berbalik meninggalkan Nasya yang terdiam di tempatnya.
"Yaelah, gue kok ditinggal sih? Woi!" Teriak Nasya lantang.
"Sombong amat," kesalnya sembari menatap punggung tegap lelaki itu hingga hilang di persimpangan.
"Kok, gue baru liat dia ya? ini, gue yang kudet atau, netizen yang gak ngasih tau?"
———
Jangan lupa Vote & Comment ya!! Satu suara dari kalian sangat berharga dan bikin aku semangat hehe!!^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Nasyaa
Ficção AdolescenteSaat senyum, adalah sebuah alasan bertahan dalam lara yang berteman. Sekedar kata hampa, rasa, dan peran utama. Sekedar pertemuan, kilasan, dan kalimat perpisahan. Tentang gadis tegar, kalimat penenang, serta segala putus asanya. Nathan Alvaro Melvi...