30. Dekat?

4.8K 207 7
                                    

"Aku selalu suka dengan caramu tersenyum, akan tampak sangat menggemaskan. Meski, senyummu adalah hal paling ampuh menyembunyikan segala lara dalam tawa."


****


Secercah awan pagi menemani kebehagiaan yang tengah dirasakan oleh gadis penyuka sunrise ini.

Raganya memang ada, namun pikirannya entah kemana. Ia sangat bahagia, kemarin sempat di antarkan pulang oleh lelaki yang amat ia sukai. Nathan.

Ternyata benar kata Maura, Nathan pasti akan berubah. Tinggal menunggu waktu, dan segala pertanyaan Nasya akan terjawab dengan sendirinya.

Yang perlu ia lakukan sekarang adalah bersyukur, karena akhirnya Nathan sadar akan perasaannya. Meskipun, masih terasa ragu.

Entahlah, Nasya sangat bingung pada Nathan. Takut, jika ternyata ia hanya menjadi pelampiasan.

Nasya hendak menunduk, menalikan tali sepatunya yang terlepas. Namun, kegiatannya terhenti ketika seseorang lebih dulu menunduk, membenarkan ikatan tali sepatu miliknya.

Nasya membulatkan bibirnya tak percaya. Bagaimana bisa seorang Nathan The mostwanted boy di sekolahnya mau melakukan hal yang dapat membuatnya malu.

"Iket yang bener. Nanti lo jatuh." Ujarnya ketika selesai menalikan kedua tali sepatu Nasya yang terlepas.

"Ma-makasih ka." Bukan hanya Nasya yang terkejut dengan perlakuan Nathan, namun semua murid Galaxi yang melihatnya pun terkejut bukan main.

Bagaimana bisa Nathan melakukannya hanya untuk Nasya? Seorang Mostwanted sekolah melakukannya dihadapan semua orang.

Nathan tersenyum ke arah Nasya, membuat sorak-sorak di sekitarnya bertambah riuh. Sedangkan Nasya, kini sudah menundukkan kepalanya malu. Kedua pipinya tak bisa terkontrol.

"kenapa nunduk?" Tanya Nathan. Sedangkan Nasya terus saja menunduk.

"Eh-emm, e-enggak apa-apa ko ka." Jawab Nasya gugup.

Nathan mengangkat dagu Nasya dengan telunjuknya.

"Kalo diajak bicara itu lihat orangnya. Gak sopan."

Nasya semakin salah tingkah dan gugup sekali. Jika ada pintu doraemon pasti ia akan langsung menghilang di hadapan lelaki ini.

Nasya hanya menanggapi ucapan Nathan dengan deretan giginya serta mata yang berkedip-kedip. Lucu.

Lengan Nathan beralih ke puncak pucuk rambut Nasya. Mengacaknya dengan gemas.

"Yah ka, rambut gue jadi berantakan." Keluh Nasya sembari merapihkan rambutnya.

Nathan terkekeh kecil.

"Gak apa-apa, tetap cantik." Ucap Nathan yang membuat Nasya salah tingkah seketika.

"Kak? jangan buat Nasya baper bisa gak? Nasya malu, Nasya duluan ya ka." Ucapnya sembari menutup wajah miliknya dengan kedua tangan. Sembari berjalan meninggalkan Nathan yang kini tengah tertawa kecil.

Ada-ada saja memang Nasya, baper tapi bilang-bilang. haha.

"Haduh gue malu haduh." Ucap Nasya yang kini tengah berjalan ke dalam kelasnya.

NasyaaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang