05. Pulang bareng?!

4.9K 349 3
                                    

"Terkadang, hati dan ego selalu bertolak belakang."

******

"Yaelah, gue lupa jam segini mana ada angkot. Ditungguin juga percuma gak akan dateng, pasti nyuruh buat nunggu lagi. Padahal nunggu itu gak enak." Dumel Nasya tidak jelas.

"Oh ayolah, gue balik gimana coba." Ucap nasya dengan pasrah.

Tiba-tiba suara klakson motor membuat Nasya terkejut, spontan Nasya mengelus-ngelus dadanya.

"Astaghfirullah haladzim, kalo gue punya penyakit jantung, udah jantungan kali ya gua, ck." Decaknya sebal.

"Heh upil dugong, Ngagetin aja lo, kalo gue punya penyakit jantung gimana?!" Geram Nasya.

seseorang dibalik helm full face miliknya kini sedang tersenyum tipis. Ralat, sangat tipis. Tak lama dia langsung tersadar, dan membuka helmnya.

"Ngapain gue senyum?"

"Minggir." Usir Nathan.

"E e e ehh kak Nathan, hehe." Ujar Nasya sembari menggaruk rambutnya yang tidak gatal.

"Minggir." Usirnya lagi.

Saat hendak melanjutkan perjalanannya, Nasya dengan cepat membuka kedua tangannya, agar Nathan tidak dapat pergi.

"Kak, gue nebeng yayaya?" Rengek Nasya dengan puppy eyes andalannya.

Nathan menatap Nasya datar. "Gak."

"Please Kak tolongin gue, jam segini angkot udah gak ada, Kak. Terus gue pulang naek apa coba Kak? Mana handphone gue mati, rumah gue juga jauh banget, Kak. terus nih ya kalo tiba-tiba gue pingsan dijalan gimana? Si—" Ucap Nasya terpotong, Nasya masih memasang wajah memelasnya.

"Naik!" Ucap Nathan, yang membuat mata Nasya berbinar-binar.

Sungguh ini sama sekali seperti bukan sosok Nathan. Nathan adalah tipikal orang yang sangat dingin dan tidak peduli terhadap sekitarnya. Lalu, sekarang?

"Serius, Kak?!" Ucap Nasya girang, lalu langsung menaiki motor ninja milik Nathan dengan antusias.

Nathan hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Benar-benar gadis tidak tahu malu.

Dalam perjalan, Nasya terus saja mengoceh tanpa henti yang membuat Nathan risih dan jengah.

"Berisik!" Nasya langsung membungkam mulutnya, lalu mengembungkan pipinya.

"Alamat." Ucap Nathan.

"Hah? Pak mamat? Alamat?" Ucap Nasya dengan keras, karena nathan menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi.

"Rumah lo."

"Hah? Maksudnya? Tanya Nasya lemot.

Nathan menghela nafas kasar,
"Alamat rumah lo."

"Oh, bilang dong dari tadi,"

"Rumah gue di Jl. Permata," Ucap Nasya.

Kini motor Nathan sudah sampai di depan rumah sederhana milik Nasya.

"Makasih ya kak Nathan udah nganterin pulang, sering-sering ya Kak, hehe." Nathan langsung menancapkan gas, dan pergi berlalu meninggalkan Nasya.

"Assalamu'alaikum, ABANG! Ujar Nasya saat memasuki rumahnya.

Fyi, Bintang Fairuz. Nasya memang mempunyai seorang kakak. Kakaknya ini memang tidak tinggal bersama Nasya dan ibunya, karena dia tinggal dibandung untuk meneruskan kuliahnya. Keluarga Nasya memang bisa dibilang keluarga berada. Ibunya bekerja di suatu butik yang cukup terkenal. Sedangkan ayahnya.. Entahlah, ayahnya pergi meninggalkan keluarga dan tanggung jawabnya. Yang pasti dia pergi demi seorang perempuan lain. Miris, Sangat miris. Namun, Nasya dapat menyembunyikan semua lukanya dengan sebuah senyuman ceria miliknya.

"Waalaikumsalam." Jawab Kakaknya.

Jika kalian bertanya kemana ibunya? Sudah dipastikan Nasya tak tahu jawabannya, karena memang ibunya sudah jarang sekali pulang ke rumahnya semenjak menyetujui untuk berpisah dengan ayahnya.

"Ternyata abang pulang ya? Aku kira abang jadi bang toyib, hehe." Ucap Nasya sembari menyalami tangan kakaknya.

"Jadi dong, mumpung lagi liburan." Ucap kakaknya.

"Oh iya, kakak gak lupa kan sama oleh-olehnya?!" Tanya Nasya refleks.

Bintang hanya tertawa renyah melihat adiknya yang tak pernah berubah dari dulu.
"Bawa lah, abang gak akan lupa."

"Yeayyy!!!" Ucap Nasya girang.

"Tetap seperti ini ya dek, meskipun semuanya sudah tak seperti dulu lagi. Tetap jadi Nasya yang selalu ceria!"

———

Jangan lupa untuk,
Vomment ya!

NasyaaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang