25. sakit.

4.3K 214 4
                                    

"Sudah berucap terimamakasih, tetapi dia tidak tau diri."

****

Sesampainya di sekolah, Nasya dan Maura langsung berlari dengan cepat. Karena Pak joko sudah hampir menutup gerbangnya.

"E e eh Pak, sebentar!"

Terpaksa Pak Joko memberhentikan aktivitasnya karena kedua gadis ini.

"Huhhh, hampir aja telat." Ujar Nasya yang masih berkutat menetralkan nafasnya yang tersenggal-senggal.

"Lo sih, kebiasaan!"

"Hehe maaf.." Lagi-lagi Nasya hanya bisa menampilkan deretan gigi putihnya.

"Ayo ke kelas!" Ajak Maura. Namun, pada saat Nasya akan melangkahkan kakinya pandangannya tertuju pada Nathan, yang sedang berjalan gontai sembari memakai headset di kedua telinganya. Seperti biasa dengan tatapan datarnya.

"Eh Ra, lo duluan aja ya? Gue ada urusan." Ucap Nasya lalu berlari menghampiri Nathan.

"Ka Nathan."

Langkah Nathan terhenti, ketika mendengar teriakan yang menyeruak di telinganya.

Masih dengan posisi terdiam, tanpa menoleh sedikitpun.

"Ka? Nasya mau.."

"Apa? Gue gak ada waktu." Potongnya cepat.

"Eh- anu kaa.. Gue mau berterimakasih sama lo ka, karena kemarin lo udah no-" Ucapan Nasya kembali di sanggah oleh Nathan.

"Gue gak nolongin lo, gue cuma kasian aja sama lo ditaman sendirian kaya gelandangan, miris."

Perkataannya tepat membuat Nasya terdiam.

"Oh gitu? Lo kasihan sama gue? Semiris itukah gue di mata lo?"

"Ya, lo memang miris. Kehidupan lo lebih tepatnya mungkin."

Kehidupan? Apa maksdunya ini?

Nasya sudah tidak dapat menahan emosinya.

"Lo cowok hah?! Lo gak punya otak? Cerna perkataan lo barusan. Ck, ternyata benar lo gak lebih dari sampah!" Ucap Nasya dengan nada yang semakin meninggi. Lalu berbalik, hendak meninggalkan Nathan yang terdiam seperti orang bodoh.

"Tarik ucapan lo!" Bentak Nathan.

Nasya tersenyum sinis.

"Ngapain gua harus tarik ucapan gua? Lo ke sindir? Haha."

"Tarik ucapan lo, atau gua bakal bikin lo sengsara!"

"Why not? Silahkan saja."

"Denger gue ya ka Nathan terhormat. Gue nyesel karena suka sama cowok seperti lo!" Ujar Nasya tajam. Namun, sebelum melangkahkan kakinya kembali ia memberi sedikit pernyataan pada Nathan.

"Dan satu lagi. Jangan bawa-bawa kehidupan gue. Lo hanya tau nama gue, tapi tidak dengan kehidupan gue." Kali ini Nasya benar-benar berjalan dengan langkah cepat.

"Sial!"

****

"Eh sya, lo sudah persiapan?" Tanya Misel.

"Persiapan apaan elah?" Ketiga temannya hanya memutar bola mata malas. Sedangakan Nasya masih sibuk bermain game kesukaannya yaitu, Moy3.

"Astaghfirullah, Moy. Lu makin burik ajaaaa!" Histeris Nasya, saat melihat Moy kesayangannya sangat terlihat kotor.

"Sya! Bentar lagi kan acara promnight, masa lo belum persiapan sih." Komentar Manda.

"Ck, hubungan gue sama acara promnight nanti apa?" Nasya mendengus sebal.

NasyaaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang