"Tak mengerti, setiap kata yang terlontar selalu berbanding terbalik dengan apa yang terasa."
*****
"Sya, bangun!" Teriak Bintang sembari mengguncang-guncang tubuh adik kesayangannya ini.
"YaAllah, Sya. Liat udah jam tujuh lewat sepuluh!" Ucap Bintang lagi.
Beberapa detik kemudian, Nasya langsung berdiri di atas kasurnya.
"Aaa Abang, Nasyaa telatt!!!" Teriak Nasya dengan kencang. Lalu dia melompat dari kasurnya dan langsung berlari menuju kamar mandi.
Beberapa menit kemudian,
"YaAllah bantu Nasya, agar tidak mendapat hukuman dari Pak Beta."Doa Nasya. Dengan cepat dia langsung menggunakan sepatunya lalu berlari keluar dari kamarnya.
"Abang, Nasya berangkat dulu ya!" Ucap Nasya lalu menyalami lengan kakaknya.
"Sarapan dulu, Sya!"
"Nanti aja dikantin, Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam, gak mau dianter?" Tawar Bintang.
"Gak perlu, Bang!" Teriaknya.
Lima belas menit berlalu.
Kini Nasya telah sampai di depan gerbang sekolahnya.
"Yahh udah ditutup gimana nih." Ucap Nasya sembari mengacak-ngacak rambutnya kesal.
Tin tin!
"Kak Nathan,"
Nathan turun dari motornya.
"Pak supri." Panggil Nathan.
"Eh, aya naon jang?"
"Buka."
"Waduhh maaf nya jang, ujang pan telat, jadi ujang antosan heula Pak Beta."
Sosok yang ditakuti semua murid Galaxi datang menghampiri Nasya dan Nathan.
Nasya meneguk ludahnya.
"Kakanda datang." Gumam Nasya pelan."Nasya, Nathan. Kenapa kalian telat hah?! Kalian tidak punya jam dirumah?!" Hardiknya.
"Emm itu a-anuu Pak ta-tadi macet Pak—" Gelagap Nasya.
"Macet?! Alasan basi. Dan kamu Nathan kenapa telat?! Kamu itu ketua osis seharusnya kamu bisa memberikan contoh yang baik kepada adik kelas kamu!"
"Ini sekolah saya."
"Jangan mentang-mentang ini sekolah milik kamu, kamu malah jadi seenaknyaa!"
"Saya tidak mau tau, pokoknya sekarang kalian bersihkan perpustakaan, Cepat!!"
"I-iyaa, Pak." Ucap Nasya. Lalu berjalan menuju perpustakaan.
"Kak Nathan kenapa telat?" Tanya Nasya. Kini Nathan dan Nasya berjalan beriringan membuat semua siswa-siswi SMA Galaxi menatapnya tak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nasyaa
Подростковая литератураSaat senyum, adalah sebuah alasan bertahan dalam lara yang berteman. Sekedar kata hampa, rasa, dan peran utama. Sekedar pertemuan, kilasan, dan kalimat perpisahan. Tentang gadis tegar, kalimat penenang, serta segala putus asanya. Nathan Alvaro Melvi...