01. THAT DAY

26.8K 1.4K 285
                                    

BTS – Big Hit Entertainment

Penulis tidak mengklaim apapun selain plot cerita

Catatan : AU. Hanya sepenggal adegan Seokjin yang ketinggalan bus di malam hari, beserta ingatan mundur pada hari dimana dirinya pertama kali bertemu calon suami.

.

.

.

Jungkook menggerak-gerakkan lengan ke samping, sikunya ditekuk dan diluruskan beberapa kali, ditekuknya sekali lagi, kemudian mengusap pelan plester kuning terang motif loreng macan yang baru saja dilekatkan sepupunya. Mimik remaja tanggung itu menyiratkan kelegaan.

"Bagaimana?" tanya Seokjin selesai meletakkan kotak obat kembali ke lemari atas, "Lain kali jangan cuma bawa helmet, sebaiknya pasang pelindung lengan dan korset lutut juga. Kau suka sekali meleng kanan-kiri tapi tak pernah mau memperhatikan jalan, akhirnya terperosok kan?"

"Senjanya bagus sih, hyung. Jadi aku buru-buru berhenti untuk mengambil foto. Tapi jangan kuatir! Ponselnya baik-baik saja kok!" cengir Jungkook, memanjat naik ke tempat tidur serta membal di atasnya seraya memandang Seokjin yang berdiri membelakangi kaca. Celana denim ketat semata kaki dengan kaus dobel putih hitam lengan panjang berkerah membungkus badan hingga batas paha, ditambah tas selempang besar warna putih bermotif kepala babi. Sempurna.

Jungkook mengangkat alis, sangsi, "Yakin perginya begitu?"

"Memangnya kenapa?"

"...........makan malam lho? Bareng tunangan pula. Masa pakai denim butut?"

"Lalu?" Seokjin mematut dirinya sendiri dengan bingung. Jungkook menghela napas sembari menaikkan selimut. Satu lengan menyembul tinggi untuk dikibas menggesuh pergi. Seokjin melengos sebelum menggamit sepatu, berkata bila dirinya akan pulang sekitar larut malam dan Jungkook boleh mengunci pintu jika mau. Adik sepupunya melambaikan tangan dan menyuruh berhati-hati.

"Nanti kubangunkan pakai telepon," seloroh Seokjin, menuruni tangga dan memasang sepatu sambil setengah tergesa. Sedikit terlambat tapi masa bodoh. Siapa suruh mengajaknya pergi makan jam delapan malam? Seokjin sudah melahap habis seloyang kue castella pemberian Taehyung, anak pemilik toko kue di seberang jalan yang datang menjenguk Jungkook, hanya karena diberitahu kalau anak laki-laki itu terjatuh waktu bersepeda selesai latihan taekwondo.

Ditelusurinya ponsel selagi menyusuri turunan setapak ke jalan besar menuju halte. Banyak orang yang mengantri dan Seokjin mendadak khawatir kalau-kalau tak kebagian tempat. Tapi dengan deretan sepenuh itu, sepertinya berdiri pun tak jadi masalah. Lupakan taksi. Majalah bersampul grup Shinwa beserta katalog resep Christine Teigen terbit minggu depan dan Seokjin tak mau keluar uang lebih hanya untuk transportasi pribadi. Lagipula dia suka melihat lembar promosi gratis di rak jendela bus yang boleh diambil gratis. Isinya mencakup berbagai merek atau sekedar brosur tampil penyanyi-penyanyi dari label kecil yang mengadakan pertunjukan solo di tengah jalan. Seokjin suka mencatat tanggalnya lalu pergi berdua dengan Jungkook. Hitung-hitung sebagai hiburan akhir pekan jika tidak ada jadwal mengajar, dan tentu saja jika sepupunya tidak sibuk membaca komik bersama Taehyung di ruang tamu.

Dan sial, ternyata busnya memang tidak muat. Selain karena Seokjin mendahulukan seorang wanita tua yang berjalan tertatih-tatih menggapai pegangan pintu, dia juga menyilakan dua anak kecil yang berlari heboh menyeret tas ransel dan tumpukan buku di pelukan mereka untuk naik lebih awal. Seokjin lemah pada anak kecil, alasan utama mengapa dia bersedia mengisi kekosongan guru TK di dekat rumah, termasuk selalu sukses dikibuli Jungkook soal pembagian porsi sarapan berbekal mata berkaca-kaca. Pun dia hanya berdadah-dadah saat bus itu berjalan meninggalkan halte, menyisakan dirinya serta seorang pria jangkung bercerutu elektrik yang sedang mengisi teka-teki silang di bangku tunggu. Seokjin baru akan menemaninya duduk ketika sebuah tepukan di bahu membuat pemuda itu menoleh.

SHUAI | HANDSOME (NamJin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang