Part 14 dari AU - Mon Cheri
.
( https://twitter.com/aiukimaru/status/1126364978301128704 )
.
.
.
.
Seokjin yakin bukan dirinya yang memulai, namun ketika mereka tumbang bersamaan di atas ranjang—setelah berpagutan dan melucuti pakaian masing-masing sepanjang langkah dari ruang kerja menuju tempat tidur, justru dirinya yang sigap mendorong Namjoon terlentang di permukaan seprai. Mata bertemu mata, kulit terpapar udara, bibir tebalnya kian bengkak akibat ciuman panjang sejenak lalu. Namjoon mengarahkan tangan ke atas, merengkuh wajah pria yang kini menduduki perutnya.
Kulit putih Seokjin masih sesempurna porselen, serupa perawakannya yang surgawi dan nyaris tanpa cela. Satu-satunya noda, yakni segaris bekas luka di dada kiri, diusap Namjoon seperti benda berharga seraya menelusuri hingga garis pusar yang direspon tawa geli oleh Seokjin.
"Aku tak akan patah, tak perlu berhati-hati."
"Aku tahu," sanggah lelakinya, "Aku hanya sedang mengagumimu."
Seokjin tak menyahut, lengannya terjulur sedikit ke belakang, menggenggam sesuatu diantara kedua paha Namjoon dan pria itu berjengit, alis berkerut, tungkai reflek menekuk. Jemari Seokjin bergerak pelan, memijat kejantanan Namjoon dengan tempo yang teratur, lantas menambah tekanannya dengan kedua tangan. Dadanya membusung, menggesek tubuh bagian bawahnya ke perut Namjoon yang kencang. Pemiliknya memegangi pinggul Seokjin sambil melenguh tertahan, sekian lama tak bercinta, semuanya terasa seperti kali pertama.
"Ngh.....!!"
Cengkeraman Seokjin mendadak menguat di pangkalnya dan Namjoon menggerung protes. Nyaris saja.
"Jangan menggodaku, Seokjji," geramnya, "Aku mau selesai di dalam tubuhmu."
"Kalau aku menolak?"
Detik berikutnya Seokjin harus terkesiap usai Namjoon membalik posisi mereka, mengurung lelaki itu diantara lengan serta menghujani lehernya dengan kecupan. Seokjin mungkin jauh lebih bertenaga, tapi postur Namjoon tetap lebih bidang dan kokoh. Ditambah libido yang tengah meluap-luap, tak akan ada yang bisa menghentikannya sekarang.
Satu lengan Namjoon membelai sisi tubuh, satu lagi meraba paha, mengelus halusnya tungkai Seokjin selagi bibirnya mengecupi dada, menggigit lembut telinganya yang disambut dekik terkejut. Segalanya menjadi sensitif jika menyangkut sentuhan Namjoon. Belum ditambah lidahnya yang turut berinteraksi, menjilat puting dengan buas, memilin-milin tonjolannya diantara telunjuk dan ibu jari, lantas mengisap bergantian sampai didengarnya Seokjin susah payah memanggil-manggil.
"N, Nam, ah! Namjoonieeee..."
Dijambaknya gundukan rambut Namjoon gemas, tak tahan oleh rangsangan yang datang bertubi-tubi. Kemaluannya mengeras, terjepit antara perutnya dan dada Namjoon yang masih betah menjilati puting. Bagian favorit, komentar pria itu suatu ketika, bentuknya yang mencuat imut dan berwarna merah bata sangat disukai Namjoon. Acuh pada erang rendah Seokjin, abai meski rambutnya dijadikan pelampiasan sebab yang bersangkutan sungguh tak mampu berdiam barang sebentar. Tidak dengan napsu yang menuntut lebih, meyakinkan Seokjin bila dirinya sangat mendambakan ini, berharap Namjoon menjarahnya hingga pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHUAI | HANDSOME (NamJin)
Fiksi Penggemar[BTS - Namjin/Monjin] Namjoon tak pernah terlalu religius, apalagi memperdulikan kehakikian asal semesta. Namun jika diperbolehkan mengetahui sesuatu dari sang penguasa jagat raya, Namjoon akan memilih untuk bertanya--tentang bagaimana seorang Ki...