47. It's Called Jealousy

4.5K 534 38
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

"KEPARAT!!"

Bersamaan dengan satu pukulan, Namjoon, yang tak sempat menghindar, terlempar keras ke belakang. Punggungnya menghantam lemari kayu portabel yang langsung terguling ke lantai bersama barang-barang kecil di atasnya. Bunyi denting nyaring bergema berturut-turut di ruang tengah yang tak terlalu besar itu. Pun, Namjoon tak segera balas memukul, melainkan mengusap telapak tangan ke sisi bibir untuk menyeka sesuatu. Decaknya muncul mendapati bekas pekat di sana.

Sang pelaku, masih dengan raut penuh kemarahan, meraup bagian depan jaket Namjoon dan memaksanya berdiri. Tak peduli tinggi dan ukuran badan mereka cukup mencolok. Digerutnya sweater malang itu kencang-kencang hingga wajah Namjoon berada tepat di depan hidungnya. Kening terlipat, mata menyipit berang. Detik berikutnya, sebuah pukulan lain terayun mengenai rahang Namjoon. Tubuh besar pria itu membentur salah satu rak di sudut ruangan, sontak membuat buku-buku di dalamnya berjatuhan.

"Kak! Kak Yoongi!! Hentikan!!"

"BERISIK!!!" serapah pemuda itu tanpa menoleh pada sumber suara, yakni sosok Jimin yang duduk condong di sofa, salah satu pergelangan kaki terbebat perban serta susah payah mencoba berdiri. Lengannya menggapai-gapai seolah berusaha menghentikan kepalan yang hendak kembali terayun. Nihil. Namjoon dipaksa bangkit untuk kesekian kali, pundak terguncang hebat akibat bagian baju yang digerut kasar. Kedua lengannya reflek menggenggam pergelangan tangan pelaku, sebelah mata ikut berkedut karena tersabet pinggiran buku.

"Berani-beraninya masuk sembarangan dan menyentuh pacarku!! Aku tak peduli kau ini pemain film, musisi, atau perdana menteri sekalipun! Persetan dengan seluruh penggemarmu juga! Jangan harap bisa keluar dari sini hidup-hidup!"

"Kak Yoongi!!!"

"Kubilang diam!!" sergahnya makin meninggi sambil bernapsu mengangkat tinjunya di samping telinga, napas memburu menatap Namjoon, "Kau pikir dengan berhasil mengencani banyak orang dan punya banyak uang maka kau bisa membujuk Jimin? Hah?"

"Membujuk?" Namjoon mengrenyit, sudut matanya mulai terasa nyeri, "Aku tidak ber..."

"Argh! Artis memang pintar berkelit!!" pemuda itu menyeret Namjoon dan membenturkan punggungnya ke dinding, sukses membuat pria tersebut terbatuk dan nyaris merosot turun, erang tertahan di tenggorokan karena tercekik lengan yang menahan leher. Dada terhimpit kuat. Sungguh tenaga yang luar biasa.

"Kak Yoongi, kumohon, dengarkan dulu!!!"

"Sekali lagi kau membelanya, akan kulempar manusia brengsek ini keluar beranda," pemuda itu mengancam, alis menyatu, "Dia cuma ingin bermain-main denganmu, Jimin-ah!! Aku membaca banyak berita di majalah, di internet, bahkan di televisi!! Playboy sepertinya harus diberi pelajaran!"

Tangan kiri Namjoon mencoba menepis lengan tersebut, sesak, "Aku, bukan......kh!!! Tolong, lepaskan."

"Tidak mau melawan, eh? Ingin terlihat baik di depan orang lain? Kalau begitu sekalian saja!" telapak tangan pemuda itu terbuka dan tertutup beberapa kali seolah mengumpulkan tenaga di udara. Namjoon mendesis, dicobanya melepas pegangan tangan lain yang menggenggam begitu kuat di kerah sweaternya. Namun pemuda itu bergeming, sedikitpun tak bergeser dan malah memepet lebih rapat hingga Namjoon terbatuk lagi. Mata berpendar mengamati kemana kiranya dia akan dihantam jatuh, sekaligus tetap berusaha lolos. Penglihatan yang samar di satu mata memang sungguh merugikan.

SHUAI | HANDSOME (NamJin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang