42. On The Way Home

4K 572 62
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

"Maaf, menunggu lama?"

"Tidak apa, kan kamu ada bimbingan," Seokjin buru-buru memasang helmet yang disodorkan Namjoon sebelum naik di boncengan motor besar pemuda itu. Hati-hati, lantas berpegangan pada kedua bahu Namjoon yang sigap memacu kendaraannya menyusuri jalanan keluar kampus. Model boncengan tinggi memaksa Seokjin menurunkan pegangan dari bahu menuju pinggang, kemudian melingkarkan tangan erat-erat selagi Namjoon membuka penutup kaca helmet untuk memperjelas suara, "Kak!"

"Ya?"

"Temani aku ke acara reuni SMA dong!"

"Ha? Ogah! Mereka semua adik-adik angkatan, nanti aku tua sendiri! Ajak pacarmu atau siapalah!" tolak Seokjin, mengeja kalimat lebih keras karena tak yakin akan didengar. Namjoon melambatkan lajunya sambil berbelok di bundaran jalan besar, "Acaranya kapan?"

"Minggu depan!"

"Bagus dong! Artinya masih banyak waktu untuk bersiap-siap!!" seru Seokjin, turut menyandarkan dagu di bahu pemuda tersebut agar tak perlu berteriak. Akrab sejak pelatihan mahasiswa, dia tak paham kenapa Namjoon bersikeras tak mau cari pacar, padahal populer, tampan, dan otaknya mumpuni, "Dekati saja teman jurusanmu yang cantik-cantik itu, atau melipir sedikit ke fakultas sebelah! Kamu kan terkenal seantero kampus! Aku jamin pasti mereka antri panjang!"

Namjoon terbahak nyaring, "Aku tidak mau buang-buang waktu untuk pendekatan, Kak! Maunya yang langsung kenal baik supaya tidak kecewa."

"Dasar pemalas."

"Bukan pemalas! Ini namanya efisiensi!"

"Aku akan bantu!" sergah Seokjin, menatap pantulan wajahnya di spion kiri Namjoon, tepat ketika sang pemilik motor turut melipirkan pandangan dan mata mereka bertemu. Dilihatnya lesung pipi pemuda itu melekuk dalam menanggapi lirikannya, "Tipemu yang seperti apa? Coba beritahu! Biar kucarikan calon-calon berkualitas dari klub tenis! Kamu kenal mereka semua kan? Atau jika tidak, dari mantan panitia pelatihan tahun lalu!"

"Tidak usah, Kak! Serius!" tepis Namjoon lagi, menaikkan kecepatan begitu hendak mendahului mobil di sebelah kiri, "Aku cuma minta ditemani sama Kak Seokjin, kalau tidak bisa, tidak apa-apa!"

"Dih! Ngambek!" Seokjin tertawa dari belakang, didorongnya pelan punggung bidang Namjoon, "Aku bukannya tidak mau! Tapi apa pantas mengajak senior? Nanti diejek teman-temanmu lho?"

Ganti Namjoon yang terkekeh, "Rasanya sih tidak, kecuali kakak yang malu datang denganku."

"Aku cuma berniat membantu, kan sayang kalau wajah gantengmu disia-siakan!" bujuk Seokjin, tak mau menyerah. Sebersit ide muncul di kepalanya dan langsung dilontarkan tanpa pikir panjang, "Eh, Namjoon!"

"Apa?"

"Bagaimana kalau kamu pacaran saja dengan Jihyo?" tawarnya bersemangat, adik perempuannya juga masih sendiri dan tampak tidak punya teman lelaki spesial di sekolah, "Biasanya aku skeptis dengan siswa-siswa SMA jaman sekarang, tapi kalau Jihyo jadian sama kamu, aku restui deh! Nanti kukirim nomornya ke ponselmu!"

SHUAI | HANDSOME (NamJin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang