22. Mi Padre, In Bed (M)

16K 722 153
                                    

- Potongan adegan part 46 dari Namjin AU, Mi Padre -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- Potongan adegan part 46 dari Namjin AU, Mi Padre -

.

.

.

.

Keluar dari kamar mandi, Seokjin berjingkat pelan ke atas tempat tidur, merangkak ke bagian tengah dan menyandarkan punggung ke dada Namjoon—yang langsung melingkarkan lengan di sekeliling pinggangnya. Harum sabun lavender yang dibeli Seokjin dari supermarket sore tadi menyapa indera penciumannya, dan Namjoon beringsut menyusupkan hidungnya di sela-sela rambut pria itu.

"Kamu pakai shampooku?" endusnya, mengenali aroma yang tak asing, "Bukan tidak boleh, tapi apa wanginya cocok?"

"Tamu tak boleh banyak protes, lagipula aku cukup suka, sangat maskulin," komentar Seokjin, menggulung sedikit bagian bawah pakaiannya dengan cengir miris, "Kukira tinggi kita tak banyak berbeda, ternyata aku salah. Kakimu terlalu panjang, dan ini adalah ukuran paling sesuai yang bisa kutemukan dari tumpukan di lemari."

Ucapannya disambut kekeh rendah nan merdu, "Aku juga tidak paham, seharusnya satu sentimeter tak berjarak sejauh itu."

"Mungkin karena itu mereka berkali-kali menggunakan jasamu sebagai model katalog, posturmu bagus," puji Seokjin, mengacungkan tanda oke di sisi pipi, "Pasti penggemarmu begitu banyak sampai Daehyun-sshi mengeluh tentang timbunan surat dan kado yang dialamatkan ke studio."

"Apa kau juga tertarik padaku karena hal itu?"

"Oh, tidak, maaf saja," tolak Seokjin, membusung bangga, gigi-gigi putihnya berderet jumawa, "Aku menyukai lesung pipimu lebih dari segalanya, meski harus kuakui bahwa Ayahnya Jimin punya sisi manusiawi yang menggemaskan."

Menggeleng geli, Namjoon mencubit pipi tembam pria tersebut sembari mengangkat alis, "Oh ya, Jimin dimana? Katanya mau cuddling bertiga."

"Langsung kabur ke kamarnya waktu kutanya apakah mau belajar bersama," Seokjin memainkan ujung piyamanya yang dipinjam dari lemari Namjoon, memang sedikit terlalu panjang di bagian lengan, tapi sangat pas membungkus bahunya yang bidang. Pemilik aslinya beralih menunduk, mengecup bahu Seokjin dari luar kain, "Namjoon-sshi?"

"Hm?"

"Mengantuk?"

"Belum. Buat aku lelah dulu."

Seokjin mendengus serta menggulirkan matanya malas. Namjoon mengintip dari helaian rambut, kini menarik sedikit piyama Seokjin supaya bisa mengecupi kulit di balik kerahnya. Satu, dua kali. Niatnya hanya menggoda, namun wangi yang menguar dari area tersebut menggugah seleranya untuk semakin rakus. Mulut dan hidung Namjoon bergantian menyentuh garis pundak dan lipatan leher Seokjin yang jenjang. Kulitnya pun lembab dan halus. Melirik ke atas, Namjoon mengamati bagaimana bibir Seokjin terlihat begitu merah meski tanpa polesan apapun. Tebal, mengundang untuk dipagut.

SHUAI | HANDSOME (NamJin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang