41. A Day with Pretty Daddy

5.7K 661 170
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

"Kue sus?"

Seokjin menjulurkan kepala dari dinding dapur, memergoki bagaimana Jungkook menenteng kotak putih berlabel bakeri terkenal ke ruang makan sambil bersenandung riang. Bunyi adonan telur, bau asam asinan kubis serta minyak panas bercampur di udara. Jungkook sontak mengendus-endus, tampaknya pria tersebut berniat menggoreng dadar telur kimchi favoritnya.

"Iya, dibelikan kak Namjoon."

"Memangnya tadi Namjoonie mengajakmu kemana?" Seokjin bertanya tanpa menoleh karena sibuk mengatur nyala api, teringat pagi ini pemuda kesayangannya menawarkan diri untuk membawa Jungkook jalan-jalan. Hitung-hitung menghibur sang anak laki-laki yang merajuk setelah Seokjin batal mengajak piknik begitu mendapat panggilan dari kantor. Karena Jungkook hobi berkeliaran dan lari-lari di lobi jika ditinggalkan sendiri, maka Namjoon berinisiatif membawa anak itu pergi belanja kuliner. Tentu saja usai meminta ijin pada Seokjin yang dibalas anggukan segan, mungkin merasa tak enak karena merepotkan adik pimpinannya. Toh Namjoon sedang tak ada kuliah, keuntungan mengambil pasca sarjana, katanya. Lebih banyak waktu lowong dibanding saat strata satu.

"Apgujeong."

"Sesiangan?"

"Yep!" Jungkook cekatan membuka kotak kuenya dan terlihat sangat gembira. Beberapa tas kertas warna-warni tergolek di sampingnya, tanda pemberian yang melimpah, "Aku diajak ke restoran dan boleh pesan pasta sampai puas, lalu diajak beli sepatu, jaket, bahkan mau dibelikan game paling baru! Tapi aku tidak mau, soalnya Ayah menasehati agar tidak menerima barang yang terlalu mewah. Jadi nanti akan kubeli sendiri kalau celengannya penuh," Jungkook berguling di sofa, cengir lebarnya berisyarat dan Seokjin menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum.

"Coba tadi Ayah ikut."

"Aku kan sedang rapat, Koo," Seokjin menaruh omelet sayur yang baru matang ke atas piring dan beranjak memecah telur lagi, "Lagipula aku sudah sering diajak jalan-jalan, lebih lama dan lebih menyenangkan," pamernya bangga, sukses membuat Jungkook yang hendak menyantap sebuah sus langsung terduduk tegak berhias sorot berbinar.

"Masa sih?" tanyanya, mata besar berkedip-kedip dan Seokjin tertawa pelan dari dapur.

"Sungguh, waktu kita baru pindah ke rumah ini. Mau Ayah ceritakan?"

.

.

.

.

.

Sepasang lengan itu menolak lepas dari pinggangnya dan Seokjin harus menyikut berkali-kali supaya Namjoon menjauh, atau orang-orang di sekitar mereka akan terus menonton sambil berbisik-bisik. Ini bukan di rumahnya maupun apartemen Namjoon, dimana dia dan pemuda bengal itu bebas bermesraan sesuka hati. Ini jalanan umum, ruang terbuka, tapi Namjoon malah melengos tak peduli.

SHUAI | HANDSOME (NamJin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang