48. CHEWY BAO (Slight M)

8.2K 589 131
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

"Yakin tidak ikut kami makan di kafe pasta yang baru dibuka kemarin? Kabag kita berpromosi seharian ini, katanya enak."

Namjoon menggeleng kedua kali, santai menggamit tas selagi meniti jalan keluar lift menuju lantai bawah tanah diikuti dua rekan di sisi kiri. Tempat parkir kantor sangat sunyi petang itu, beberapa petak sudah ditinggalkan penghuni yang pulang lebih awal, "Aku sudah janji makan bakpau di rumah pacar, tidak enak kalau batal."

Sepasang kepala menoleh bersamaan, nada mereka terdengar bingung, "Bakpau?"

"Bakpau deluxe."

Keduanya berpandangan agak lama, baru setelahnya mengangguk-angguk mencoba mengerti, "Beli di restoran mana?"

Gelengan Namjoon membantah cepat, "Bawaan lahir."

"Mungkin maksudnya mengolah dari bahan mentah," satu rekan memberitahu rekan lainnya yang sontak menganga, turut kagum. Si jenius kebanggaan divisi mereka itu sangat irit bicara dan suka menyendiri, tapi selalu bersemangat tiap kali diminta memuji kesayangan. Siapapun yang lewat di depan meja Namjoon pasti pernah memergoki adanya bingkai foto berisi seorang pria tampan berpipi tembam, mata terpejam dan sedang tertawa memeluk bahunya dari belakang. Empat tahun berhubungan dan hendak dilamar akhir tahun, katanya.

"Pacarmu pintar masak ya, Kim? Sampai bisa membuat dimsum di rumah."

"His dishes always taste perfect, just like him. Dia lihai meracik apapun sesuai keinginan, termasuk menata penampilan supaya lebih mengundang selera. Tapi diantara sekian hidangan, aku paling suka bakpaunya. Besar, lembut, enak dipegang, dan sangat pas di tanganku."

Satu rekan kembali bertanya, "Isian daging?"

"Penuh daging, dan sedikit lemak."

"Penyajiannya bagaimana? Digoreng? Dikukus?"

Namjoon tersenyum simpul, lengan dimasukkan dalam saku celana selagi meniti petak menuju SUV hitamnya, "Aku suka yang biasa, meski akan sangat menarik jika dioles sedikit minyak. Lebih menggiurkan."

"Oooh, kau suka versi kukus dengan bumbu khas Tiongkok? Paham, paham, aku juga pernah makan beberapa kali," tukas pria lain di sebelah, memutar-mutar kunci mobil, "Tapi kalau diberi minyak, apa tidak mirip xiao long bao yang berkuah itu? Bahan kulitnya saja harus empuk dan tebal kan? Nanti malah terserap semua."

"Benar, benar, bahan kulitnya beda. Bakpau kan seperti roti."

"Bergantung selera, teman-teman," Namjoon menggerakkan telunjuk menepis opini, garis mulut tersungging tinggi, "Kadang kumakan seadanya jika memang sudah terlalu lapar, tidak perlu pakai apapun. Lezat sekali."

Kelakar ringan bergema di udara, senang mengamati responnya yang terkesan seperti baru jatuh cinta. Pasangan polos dan menggemaskan, pikir mereka, "Namanya juga untuk calon masa depan, pasti diolahnya dari bahan-bahan berkualitas. Mirip dimsum dari kedai terkenal yang hasilnya tetap mengembang meski ditekan-tekan itu lho!"

SHUAI | HANDSOME (NamJin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang