[BTS - Namjin/Monjin]
Namjoon tak pernah terlalu religius, apalagi memperdulikan kehakikian asal semesta. Namun jika diperbolehkan mengetahui sesuatu dari sang penguasa jagat raya, Namjoon akan memilih untuk bertanya--tentang bagaimana seorang Ki...
AU. Dimana Seokjin adalah tentara yang harus menghadapi monster dari planet lain yang— bukannya melawan, malah minta kenalan.
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
Tak biasanya seorang pemuda tanggung berdiri di tengah lantai dasar kantor utama kesatuan angkatan darat, tidak biasanya juga ada sosok berseragam sekolah yang menengadah, tak beranjak dan terus memandangi langit-langit. Seokjin baru saja melangkah melewati pintu kaca otomatis saat mendapati Jungkook melongo diantara kesibukan penghuni bangunan. Sejumlah perwira kepolisian dan petugas yang mondar-mandir di sekelilingnya bergantian melewati sang prajurit dengan bingung tanpa maksud menegur apalagi bertanya. Mungkin mereka berpikir Jungkook adalah anak dari salah seorang petinggi yang memiliki ruang di kantor lantai atas dan diajak mengunjungi tempat kerja oleh orangtuanya. Selain karena tak semuanya mengerti bahwa personel tim prajurit berbasis elemen bumi bentukan markas rahasia Minstradamus itu merupakan pelajar SMA, siapapun yang berniat masuk ke gedung angkatan darat harus memiliki akses tertentu yang tidak bisa sembarangan diperoleh.
Menepis banyak terkaan, Seokjin segera beranjak menghampiri pemuda bertubuh gempal itu dengan posisi resmi. Punggung ditegakkan, dada membusung. Telapak tangan kanannya terentang di pelipis, "Selamat pagi, prajurit khusus, ranger merah Jeon."
Jungkook menoleh, masih melongo. Sedetik kemudian raut mukanya berubah cerah disertai suara melengking memecah hening, "KAK SEOKJIN!"
Puluhan pasang mata spontan tertuju ke satu arah, termasuk sejumlah pria berpakaian militer yang hendak memasuki lift. Dua resepsionis di bagian administrasi serentak menutup mulut memakai tangan meski gagal menyembunyikan kikik. Seokjin, tak terpengaruh oleh perubahan sikap di sekitar, kokoh memasang ekspresi serius meski telapak tangannya diturunkan dengan paksa oleh Jungkook, "Apa Tuan Min memerintahkan sesuatu?"
"Ng?"
"Tujuan Anda kemari, tentu saja," tambah Seokjin, lagi-lagi acuh sewaktu Jungkook iseng menowel topi dinasnya, "Tapi sebelum itu, boleh saya mengetahui satu hal?"
"Boleh, boleh."
"Bagaimana Anda bisa masuk?"
Dengan enteng, Jungkook menudingkan ibu jari ke langit-langit yang diamatinya sedari tadi, "Dari sana."
Kening Seokjin berkerut, "Maaf?"
"Kak Taehyung bilang ada satu bagian di atap gedung yang bisa dibuka menggunakan kode campuran dua belas digit angka dan huruf tertentu, yang memungkinkan polisi untuk masuk dari atas bangunan ini dalam keadaan darurat. Walau aku tak begitu mengerti kenapa kak Taehyung menulis kodenya dengan simbol-simbol aneh. Tahu tidak? Tanda centang menyamping, coretan ke kiri kanan, silang-silang, pokoknya bikin mata sakit," bibir merah jambunya maju empat senti diiringi rengut sebal, dua gigi besar muncul ke permukaan, "Padahal aku ingin masuk lewat gerbang yang mewah itu, tapi karena pak petugas berbaju loreng di depan sana ngotot melarang, jadi aku terpaksa menyelinap dari atap."