28. Of Possessive and Long Legs (M)

9.9K 574 57
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

Akhir-akhir ini Seokjin makin sebal pada Namjoon. Bukan dalam arti buruk, kekasihnya itu tidak berbuat salah atau membuat Seokjin sakit hati, tidak sama sekali. Namjoon pun masih menepati janji untuk tak lagi menyapa rekan-rekan wanitanya dengan kerling menggoda, atau mengecup pipi mereka sebagai tanda keakraban. Namjoon justru kian kalem, tak banyak melirik kiri kanan dan rajin menelepon Seokjin. Lebih dari enam kali sehari, jika ingin dihitung. Juga dengan tekun memperlihatkan catatan nilai kuliah dan jadwal latihan pilatesnya pada Seokjin tanpa diminta. Bila dulu Seokjin selalu menjadi pihak pertama yang mengundang obrolan lewat video—mengingat jarak Los Angeles dan Seoul terpaut belasan jam, maka kini Namjoon-lah yang getol mengajak bertatap virtual.

Pemuda itu melaporkan detil kegiatannya bak mahasiswa tingkat akhir yang teladan, termasuk memberitahu kapan dan dimana persisnya pemotretan dilakukan, menjabarkan tema serta kostum yang hendak dikenakan, dengan siapa dirinya dipasangkan, sekaligus bertanya apakah Seokjin mengijinkan atau tidak. Tak pelak, tingkahnya membuat Seokjin harus ekstra hati-hati dalam melontarkan pendapat. Satu gelengan sekilas dari koki tampan tersebut bisa berujung penolakan Namjoon terhadap pekerjaan yang disodorkan. Selektif, sangat pemilih. Seolah ingin meyakinkan bahwa dirinya benar-benar berniat memperbaiki hubungan mereka yang sempat renggang akibat peristiwa setahun lalu.

Siapa suruh ikut pesta pasca-acara di sebuah stasiun televisi, terjebak di permainan konyol MC setempat dan dengan bodohnya menuruti tantangan mencium salah satu artis yang ditunjuk? Namjoon baru menyadari ketololannya setelah foto ciuman tersebut beredar di media cetak dan viral di jejaring sosial. Konsekuensinya, tentu saja, diacuhkan oleh lelaki yang sudah dua tahun menjadi penyejuk hati Namjoon. Lelaki berwajah menawan yang bekerja di restoran berbintang langganan orangtuanya, lajang berperangai ketus yang sangat sukar ditaklukkan, terutama oleh Namjoon yang kala itu masih berstatus siswa SMA.

Butuh sekitar dua bulan untuk meyakinkan sang kekasih agar kembali padanya, meminta maaf berulang kali, menunggu hingga Seokjin bersedia menatap wajahnya lagi, tak membantah ketika dijejali kekecewaan, juga rela disuruh menanti semalaman di depan rumah Seokjin karena Namjoon sungguh-sungguh menyesal.

Sejatinya Seokjin cuma terbawa emosi, tapi yang bersangkutan benar-benar berdiri sampai pagi. Toh Namjoon mengaku kapok, trauma nyaris diputus oleh pacar membekas kuat di ingatannya. Tak ada lagi mondar-mandir iseng selesai syuting atau berkeliaran usai pertunjukan busana, tak ada lagi protes saat manajernya menegur supaya lebih disiplin, juga langsung menyanggupi segala hal yang disarankan Seokjin. Salah satunya, mengambil tawaran kontrak ekslusif sebuah agensi di luar negeri, meski artinya mereka terpaksa berjauhan karena Namjoon harus bolak-balik ke berbagai negara.

"Aku mendapat banyak sekali cokelat dan gula-gula dari perusahaan yang memakaiku sebagai bintang iklan. Akan segera kukirimkan ke Korea lewat kurir."

"Memangnya tidak meleleh?"

"Ada caranya kok."

Lain waktu Namjoon mengirim beberapa setel mantel dan sepaket sweater berhias empat garis di lengan kiri, pesanan khusus dari merek dagang favorit Seokjin. Hadiah valentine, katanya. Pura-pura tak memperdulikan fakta bila paket tersebut dikirim bulan Oktober. Deretan foto tentang kesehariannya dipamerkan di kolom chat. Tidak ada yang ditutup-tutupi. Pemuda itu bahkan tak malu merekam video selesai mandi, hanya demi memperlihatkan pada Seokjin bahwa tidak ada orang lain di apartemen yang sedang ditempati.

SHUAI | HANDSOME (NamJin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang