Hari semakin sore, hampir malam malah, dan seharian ini Jeon Jungkook hanya duduk di lantai dekat meja dapur sambil sesekali mendongak ke atas. Jungkook hanya menghela napasnya saat mendapati sepasang mata masih menatapnya dari atas sana.
Ia memikirkan beberapa cara untuk bisa hidup sebelum ia merasakan getaran pada sekujur tubuhnya, terutama geraman pada perutnya.
"Oh shit! Ini bukanlah waktu yang tepat." ujarnya dengan ekspresi wajah melemah.
Ia memegangi perutnya sambil mengusapnya sedikit berharap rasa aneh di dalam perutnya akan sedikit memudar. Ia mengatupkan rahangnya dengan erat saat sesuatu di dalam perutnya itu meminta untuk keluar."Tidak! Tidak sekarang, aku mohon." Kini wajah Jungkook mulai pucat penuh dengan keringat. "Aish! Kenapa Taehyung membeli rumah dengan toilet di atas?"
/Tuuuuuttt...../
Jungkook semakin menekan perutnya dan mencoba menahan gejolak di dalam perutnya.
"Aish persetan dengan malaikat, aku lebih memilih mati di dalam toilet dari pada mati dikelilingi kotoran." Serunya sambil mengumpat lalu dengan terburu ia berlari ke atas menuju kamarnya.
/Dap! Dap! Dap! Dap!/
Jungkook berhenti sejenak berhadapan dengan malaikatnya. "Jangan bunuh aku, kau tidak akan kuat. Malah kau yang akan terbunuh."
Jungkook menyempatkan mengatakan hal itu kepada malaikat yang hanya memandangnya aneh.
Sembari memegangi perut dan p@nt@t nya, Jungkook kembali berlari ke dalam kamar. Sementara itu, sang malaikat mengikuti Jungkook dari arah belakang.#####
/Brak!/
/Plop!/
/Kriet...!/
/Syuuurrrr..../
"Hah.... lega rasanya."
Malaikat yang berdiri tepat di depan pintu kecil yang berada di dalam kamar Jungkook itu hanya mengedipkan kedua matanya beberapa kali.
/Ceklek!/
Pintu terbuka, dan entah mengapa sang malaikat menampakan guratan manis diwajahnya.
"Kamjagiya!" Seru Jungkook terkejut saat mendapati seseorang yang berdiri tepat setelah ia membuka pintu.
"Apa kau benar tidak sabar untuk membunuhku?" Gumamnya.Malaikatnya itu hanya tersenyum dan berhasil membuat Jungkook kehilangan kata-katanya. Jungkook sedikit berdeham untuk menghilangkan rasa canggung yang tiba-tiba ia rasakan. Setelah itu ia mencoba mencari-cari bahan lain untuk dibahas.
Pandangan Jungkook kembali menangkap sesuatu diatas kepala malaikatnya itu yang nampak seperti telinga. Saat itu Jungkook baru menyadari, ada luka sobek di sebelah kiri yang penuh dengan bekas darah yang sudah mengering.
"Mari ikut aku." Ujar Jungkook lalu kembali masuk ke dalam toilet, namun yang diajak masih berdiam diri di depan pintu.
Jungkook berhenti untuk menoleh, detik berikutnya ia berjalan kembali menghampiri malaikatnya.
"Sepertinya malaikat tidak tahu cara bicara manusia," gumamnya. "Berikan tanganmu!"
"....."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hormones [TAMAT]
FantasyJeon Jungkook, seorang pengangguran, bertemu dengan seekor kucing dengan luka di telinganya saat ia meniup lilin ulang tahunnya. "Apa kau malaikat?" "Dimana calico ku?" "Apa kau kehujanan?" "Jangan bicara dengan orang asing!" "Boleh aku memanggilmu...