Sebelumnya, terimakasih yang sudah vote. 😊
Untuk kedepannya, mohon isi kolong komentar tentang story ini. Love ya ❤️#####
Namanya Kim Taehyung, seorang pria tampan yang dikenal sebagai seorang pangeran penuh kharisma. Saat ini ia sedang disiapkan untuk dijadikan seorang raja menggantikan kakeknya.
Melihat ke belakang, dulunya Kim Taehyung hanyalah bayi hasil hubungan gelap dari isteri Han Gyu Woo -anak pertama dari turunan ke empat- dengan pelayan pribadinya. Bayi Taehyung sengaja di buang sebelum ibu kandungnya mati dipenggal atas kesalahannya.
Bayi Taehyung ditemukan oleh seorang profesor muda bernama Kim Namjoon tepat di belakang rumahnya. Profesor itu memutuskan untuk merawat bayi lucu itu sendiri sembari ia mengajar di beberapa universitas di Korea. Sebelum akhirnya ia bertemu dengan tambatan hati yang bersedia menerima dirinya, juga Kim Taehyung seutuhnya.
Keluarga yang banyak dicibir karena tak normal itu nyatanya berhasil melewati hari-hari mereka dengan kehangatan. Tak ada duka besar yang menerpa mereka selama mereka bersama. Tidak, sebelum keluarga kerajaan berhasil menemukan Kim Taehyung.
Han Ji Yeon -puteri bungsu turunan ke empat- merebut Kim Taehyung dengan alasan kerajaan membutuhkannya. Saat itu usianya masih sepuluh tahun, ia meronta-ronta sembari mencengkram lengan Namjoon dengan erat.
"Ayahmu, Han Gyu Woo, sudah mati gantung diri. Kita membutuhkan pangeran, dan kau satu-satunya pria keturunan keluarga Han. Kau harus pergi!" Ujar nona Han sambil berdiri tegap menyaksikan pengawalnya berusaha merebut Taehyung.
"Andwe..! Siapa kau? Aku tidak mengenalmu? Aku sudah punya ayah disini! Hiks... Lepaskan! Daddy..!" Ronta Taehyung dengan wajah memerah dan basah.
Nona Han menggertakan rahangnya. "Jangan bodoh Han Taehyung! Tinggal dengan sepasang gay ternyata membuat mu tak berpendidikan, nanti saat kembali kau harus belajar lebih banyak lagi."
"Namanya Kim Taehyung, dan kalian tak berhak mencuri anak ku!" Ujar Kim Seokjin, kekasih dari Kim Namjoon, yang tak lain adalah orang tua angkat Taehyung.
"Mommy.. aku takut.. hiks.."
Seokjin merebut pria kecilnya dan memeluknya dengan erat, berusaha menyembunyikannya dengan bersembunyi di balik Namjoon.
"Justru kau yang menculik anak ini. Dan kau bilang dia anakmu? Tsk.. menjijikan, kau harus mencari wanita agar bisa mempunyai anak sendiri. Bukannya hidup bersama pria."
Kim Seokjin berusaha menutupi telinga Taehyung sembari memejamkan kedua matanya erat. Menahan tangisnya dan rasa sakit di dalam hatinya.
Sebenarnya semua kalimat yang di lontarkan wanita itu sudah pernah ia dengar, sering malah. Menijikan, tidak normal, tidak waras, gay, homo, dan semacamnya. Hal itu sudah sering Seokjin dengan selama sepuluh tahun terakhir. Namun selama itu, ia tak pernah melihat anaknya juga ikut mendengar kalimat tak pantas itu.
Sungguh, itu semua membuat hati Seokjin tercabik-cabik.
Tubuh Seokjin mulai bergetar hebat selaras dengan seberapa kuat ia menahan tangisnya. Kedua tangannya masih tetap menutupi telinga pria kecilnya yang saat ini tengah mendongak melihat dirinya.
"Mommy..." Gumam Taehyung.
Taehyung melepaskan pelukannya, lalu sedikit memundurkan tubuhnya agar ia bisa melihat pria tampan yang ia banggakan itu dengan jelas.
Merasa ada yang menghilang dari dirinya, Seokjin membuka matanya perlahan lalu menatap Taehyung penuh tanya.
/Deg!/
Kim Taehyung terdiam, jujur ini kali pertama dirinya merasa sakit saat melihat air mata jatuh dari mata indah mommy nya.
"Mommy..." Gumam Taehyung.
Seokjin berjalan mendekat dengan perlahan. Ia berusaha mamaksakan senyumnya saat menyadari pria kecilnya hampir menangis. Ia hampir dekat, direntangkanlah kedua tangannya bersiap untuk meraih Taehyung.
Namun tiba-tiba..
/GREP!/"MOMMY!!!"
"TATA!!"
/BUGH!/
Salah satu pria dengan setelan kemeja rapi telah berhasil meraih Taehyung dan menggendongnya dengan mudah. Sebelum Namjoon berhasil merebut Taehyung, salah seorang pria yang lain telah lebih dulu memukul leher belakang Namjoon dengan sangat keras hingga ia tumbang tepat di kakin Seokjin.
Sementara itu, pria tampan dengan bibir plum nya itu semakin memekik meronta-ronta untuk merebut putra yang dicintainya itu. Meneriaki namanya disela tangisnya. Kim Seokjin jatuh berlutut saat pintu utamanya terbanting dengan sangat keras, menjadi satu-satunya suara yang berhasil menghentikan kebisingan beberapa detik yang lalu.
Kim Seokjin masih dapat mendengar suara serak putranya yang memanggil dirinya. Perlahan suara itu makin menghilang, meninggalkan Seokjin dengan isaknya yang menyakitkan.
"Tata... Hiks..."
#####
Suara musik khas dari club malam membuat Taehyung sedikit terbuai. Ia memejamkan kedua matanya dengan tenang. Duduk bersandar pada sofa yang nyaman dengan segelas wine berada di tangannya.
"Wah.. apa putraku sudah pandai minum?"
Perlahan kelopak mata Taehyung mulai terbuka, sorot matanya menangkap seorang pria dengan setelan kemeja putih dan celana kain hitam tengah bersandar di dinding dekat pintu.
Taehyung tersenyum, ia membenarkan posisi duduknya lalu sedikit bergeser memberikan ruang kosong tepat di sampingnya.
"Ini untuk mu," ujarnya.
Kim Seokjin berjalan mendekat, duduk di ruangan kosong yang sengaja Taehyung berikan untuknya. Setelah ia menerima segelas wine yang diberikan Taehyung, putranya itu dengan manja meletakan kepalanya pada paha Seokjin.
Seokjin sedikit meneguk wine nya. "Ini enak." Komentarnya.
Ia memainkan rambut Taehyung dengan lembut, membiarkan pria kecilnya yang tumbuh dengan tampan itu mulai terlelap. Bersenandung kecil, menyanyikan beberapa irama yang mendayu. Membiarkan bayi kecilnya itu terbuai untuk beberapa saat.
"Mommy.."
Seokjin masih terus bersenandung.
"Ada beberapa hal yang ingin aku bicarakan." Ujar Taehyung dengan kedua mata terpejam.
Kali ini pun sama, Seokjin masih bersenandung sambil memainkan rambut Taehyung.
"Tapi berjanjilah jangan beri tahu Daddy,"
Seokjin terdiam. Ia tak bersenandung, gerakan tangannya pun terhenti. Namun tidak dengan senyuman manisnya.
"Apa ini soal... Jungkook?"
#####
-To Be Continue-
KAMU SEDANG MEMBACA
Hormones [TAMAT]
FantasyJeon Jungkook, seorang pengangguran, bertemu dengan seekor kucing dengan luka di telinganya saat ia meniup lilin ulang tahunnya. "Apa kau malaikat?" "Dimana calico ku?" "Apa kau kehujanan?" "Jangan bicara dengan orang asing!" "Boleh aku memanggilmu...