Jangan senyum

4.2K 540 89
                                    

PERHATIAN!
Gaada koreksi ulang, jadi bisa dipastikan masih ada yang typo, bahasa ga enak dibaca, cerita monoton, atau apalah..

Monmaap yang sebesar-besarnya

Jangan lupa vote + comment biar suri semangat nulisnya

Dan buat yang udah vote + comment...

Terimakasih

Suri udah baca semua komentar kalian kok, dan semuanya berhasil buat istrinya Jimin ini tertawa di tengah malam sambil nguyel-nguyel bantal guling 😫😫😫

########

Selamat membaca...

#########

##########



👻👻👻👻

"T-tuan.."

"Heum?" Jawab Jungkook sambil mengaduk buburnya.

"Apa yang barusan itu.. artinya tuan kelinci juga mencintai Jimin?"

Jungkook mendadak mati kutu, ia sama sekali tak berkutik dari tempatnya. Tak bergerak barang satu senti pun, ia masih dalam posisinya yang memunggungi Jimin.

Jungkook sedikit menerawang jauh ke bawah, menimang tentang satu pertanyaan yang lolos dari mulut Jimin. Sedikit memikirkan kembali apa yang dilakukannya barusan, dan apa juga yang dipikirkannya sebelum ini.

Apa selama ini yang dia lakukan bisa disebut dengan cinta? Apa tidak terlalu aneh?

Iya aneh. Dipikir berapa kali pun, kata 'cinta' diantara hubungan keduanya masih tabu bagi Jungkook. Ada sesuatu di dalam diri Jungkook yang terasa aneh selama ini, dan kian bertambah aneh setiap bertambahnya waktu. Namun, ada juga sesuatu di dalam diri Jungkook yang memberontak, seakan terus mengingatkan Jungkook tentang siapa dirinya dan siapa Jimin. Sesuatu yang bertolak belakang itu adalah hati dan pemikiran Jungkook.

"T-tuan.." panggil Jimin sekali lagi.

"Hmm.." sahut Jungkook tanpa menoleh.

"Jadi, apa itu yang dimaksud cinta?" Tanya Jimin ragu-ragu, masih memandang punggung Jungkook dari belakang.

Setelah itu Jungkook menggeleng perlahan, membuat Jimin kembali merasakan tusukan yang secara cepat menembus ke hulu hatinya. Entah tusukan apa itu, tapi rasanya sangat sakit.

"Jangan salah paham, itu tadi tidak bisa dikatakan sebagai rasa cinta." Kata Jungkook sambil menolehkan kepalanya.

"Tapi... Jimin lihat di televisi kemarin malam, orang-orang biasa mengungkapkan rasa cinta mereka melalui ciuman. Bukannya barusan itu disebut dengan ciuman?"

"Hmm..",

Jimin terdiam, ia tak suka dengan jawaban Jungkook. Ia sebal, jawaban itu sebenarnya tak dapat membantu Jimin dengan pertanyaannya. Ia tak paham jawaban Jungkook ditujukan untuk apa.

Apa ia membenarkan bahwa yang barusan itu adalah ciuman.

Atau membenarkan bahwa yang dilihatnya di televisi adalah orang yang saling jatuh cinta.

Tidak jelas, Jimin sungguh tidak suka cara Jungkook menjawab dengan berdeham saja.

"Hmm apa?" Tanya Jimin akhirnya.

Hormones [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang