Udara masih bisa dihembusnya, suara jam wekker pagi ini masih bisa ia dengarkan, juga suhu di pagi hari yang dingin pun benar-benar terasa menusuk tulangnya.
"Aku masih hidup? Syukurlah..."
Pengangguran itu dengan segera pergi ke dalam kamar mandi untuk membasuh tubuhnya. Tak ada air panas hari ini karena tagihan menumpuk begitu banyak.
Waktu masih menunjukan pukul enam lebih, dan bagi seorang pengangguran mungkin waktu ini adalah waktu dimana mereka masih bermain di dalam mimpir mereka. Namun tidak bagi Jungkook. Ia sudah terbiasa bangun pagi dan tidur tak lebih dari tengah malam. Ia pun tak begitu akrab dengan alkohol, rokok, atau semacamnya. Bisa dibilang ia menganggur karena kurang beruntung.
Ya, begitulah. Setidaknya ia sudah berusaha untuk mengirim beberapa surat lamaran kerja ke berbagai tempat hingga kotak suratnya selalu penuh di pagi hari.
"Maaf anda tidak memenuhi..."
"Lowongan itu sudah berakhir..."
"Anda bisa mencobanya lain waktu..."
"Kriteria anda tidak masuk..."
"Maaf tuan Jeon, anda tidak dapat..."
"Maaf..."
"Maaf..."
"Maaf..."Jungkook berdesis. Bukan karena marah atau kesal, tapi karena udara pagi kembali menusuk dirinya walaupun kini ia sedang asyik membaca satu persatu surat dengan sebatang sikat gigi di dalam mulutnya.
"Wush... aku harus masuk."
Pengangguran itu masuk ke dalam rumahnya sesegera mungkin. Ia berjalan menuju kamar sambil menggosok giginya, mengganti pakaiannya dengan pakaian baru, tak lupa menyemprotkan parfume beraroma patchouli dan haitian vetiver yang diberikan Taehyung pada ulang tahunnya.
Kali ini sungguh hadiah yang dibelikan Taehyung secara langsung. Bukannya sumbangan dari mantan kekasih sahabatnya itu.
Ya setidaknya wajah tampannya harus sebanding dengan penampilannya, begitu motto Jungkook dalam hidupnya.
/Ceklek!/
/Grep!/
Jungkook menoleh dan mendapati malaikatnya yang setengah sadar sedang menggenggam sebelah tangannya. Pria itu mengusap mata sayupnya dengan bibirnya yang nampak sedikit mengkerucut itu.
"Aku lupa dia masih ada disini.." batin Jungkook.
"Aku ingin pergi sebentar."
Malaikatnya tak mengerti, tapi ia hanya merasakan tuan rumahnya hendak pergi meninggalkannya. Maka dari itu ia mendekatkan tubuhnya pada sang tuan.Jungkook kembali dibuat memanas. "A.. aku tidak akan lama, hanya ke perpustakaan kota."
Sang malaikat semakin mempererat genggamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hormones [TAMAT]
FantasyJeon Jungkook, seorang pengangguran, bertemu dengan seekor kucing dengan luka di telinganya saat ia meniup lilin ulang tahunnya. "Apa kau malaikat?" "Dimana calico ku?" "Apa kau kehujanan?" "Jangan bicara dengan orang asing!" "Boleh aku memanggilmu...