Pria Tanpa Kumis

5.9K 702 46
                                    

*Flashback*

Seorang pria mungil yang sedang berjalan sambil mengerutkan bibirnya itu tak tahu harus pergi kemana. Tuan, bukan, orang yang mengusirnya hanya mengatakan dia harus pergi ke kantor polisi terdekat. Jika bingung, ia harus bertanya orang-orang yang dilihatnya.

Masalahnya, entah mengapa pria mungil itu selalu mengambil dua hingga tiga langkah untuk menjauhi orang-orang yang berpapasan dengannya.

Hiruk pikuk kota Seoul di malam hari membuatnya semakin ciut, wajahnya hampir menunjukan ketakutan layaknya bocah lima tahun. Jangan lupakan dahinya yang berkerut, juga bibir bawahnya yang sesekali ia gigit untuk menghilangkan rasa takut.

Untuk saat ini orang-orang yang nampak sibuk itu masih tak begitu mengganggunya, hingga beberapa saat kemudian hujan deras turun dari langit malam yang legam membuat orang-orang itu seketika mempercepat langkah mereka.

Pria mungil itu nampak panik, ia tak tahu apa yang harus ia lakukan sampai tubuhnya tertabrak oleh beberapa orang dengan tubuh yang lebih besar. Ia hampir terjungkal jika saja tidak ada tiang lampu di pinggir jalan.

Dengan segera, sesaat setelah dirasa keadaan sudah mulai tenang, ia berlari berusaha bersembunyi dari hujan yang dibencinya itu. Mencari tempat terdekat untuk berteduh, seperti di depan cafe mungkin.
Ia beberapa kali menarik kaki kecilnya ke belakang, lebih merapat pada dinding cafe agar tidak terkena air hujan. Ia meremat ujung hoodi putih yang diberikan tuannya sebelum ia pergi sambil merasa was-was jika saja air hujan itu berhasil menangkap kakinya.

"Hush! Sana menjauh" gumamnya beberapa kali. "Chimmy tidak menyukai kalian, hush!"

Pria itu sedikit mendongak memerhatikan hujan yang turun dengan amat deras malam ini. Mata kecilnya itu memerhatikan bagaimana rintik hujan yang terlihat samar di malam yang gelap ini. Ada beberapa orang yang masih berlalu lalang dengan menggunakan sebuah payung yang mirip dengan milik tuannya itu. Payung itu kini berada digenggamannya.

Bodohnya ia hanya memerhatikan payung kecil yang dibawanya lalu membandingkan dengan payung milik orang-orang.

"Apa payungku rusak? Kenapa kecil sekali?" gerutunya sembari melihat payungnya yang masih terlipat tanpa tau bagaimana cara menggunakannya.

/Vroooom.....!/

/Ciiiiiiiiittt......!/

Jimin menoleh saat mendapati cahaya menyilaukan tepat disampingnya. Membuat matanya memincing dan berusaha melihat apa yang terjadi.

 Membuat matanya memincing dan berusaha melihat apa yang terjadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah mobil hitam berhenti tepat disampingnya dengan sembarang. Tepat setelah mesin mobil dimatikan keluar seorang pria menggunakan kemeja hitam yang basah terkena hujan.

Hormones [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang