Park Jimin saat ini tengah berjalan-jalan seorang diri di taman dekat rumah. Ia hanya mengenakan kaos gelap kebesaran milik tuannya dengan celana longgar diatas lutut. Jimin berjalan asal sembari menggerutu tak jelas, menunjukan bibir mungilnya yang mengerut lucu pada orang-orang yang berada disana.
"Ayolah! Dimana kamu? Aku butuh kamu."
Jimin berhenti, ia baru saja mendengar suara gerutuan orang lain yang samar di telinganya. Dirinya menoleh ke arah kiri, dan mendapati seorang bocah yang jauh lebih pendek darinya tengah berjongkok diatas rerumputan pinggir jalan setapak.
Karena penasaran, akhirnya ia menutuskan untuk mendekati bocah itu. Ia ikut berjongkok tak jauh darinya, sampai detik ini bocah itu tak menyadari kehadiran orang lain yang lebih tua darinya.
"Dimana sih?" gumam bocah itu sambil mengacak rerumputan disana.
"Apa yang kau cari?" Tanya Jimin penasaran.
"Daun semanggi berhelai empat," sahut bocah itu masih yang sibuk. Bahkan ia sama sekali tak mengalihkan perhatiannya terhadap sesuatu yang dicarinya.
"Hoh?"
"Yeay! Ketemu!" Seru bocah itu sambil mengangkat tinggi sebatang daun yang berada di tangannya.
Jimin ikut berdiri, masih tak ingin mengusik kebahagiaan bocah yang telah menemukan apa yang ia cari.
"Ini! Daun semanggi berhelai empat. Coba hitung helainya.."
Bocah itu menyodorkan daunnya tepat di depan wajah Jimin. "Satu.. Dua.. Tiga.. Empat.."
"Benarkan? Dengan begini, Naeun akan menikah denganku"
"Mwo?"
"Kami akan menikah."
"Menikah?" Tanya Jimin meyakinkan.
"Iya, jika Naeun sudah sembuh dan bisa keluar dari rumah sakit. Kita berdua akan menikah nantinya."
Jimin hanya memiringkan kepalanya tak mengerti.
"Jika sudah dewasa nanti kita akan menikah, ini karena kita berdua saling mencintai."
"Cinta?" Kedua mata Jimin membola dan memancarkan manik penuh keingintahuan.
Bocah itu hanya mengangguk dengan tegas.
"Apa Naeun itu wanita?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hormones [TAMAT]
FantasyJeon Jungkook, seorang pengangguran, bertemu dengan seekor kucing dengan luka di telinganya saat ia meniup lilin ulang tahunnya. "Apa kau malaikat?" "Dimana calico ku?" "Apa kau kehujanan?" "Jangan bicara dengan orang asing!" "Boleh aku memanggilmu...