And I still love you

2.6K 369 29
                                    

Hallo...
Monmaap kalo banyak typo
(Ga sempet edit)
Jangan lupa







VOTE + KOMEN












######

"Sudah siap?" Tanya Yoongi dengan alis saling bertaut sambil menggenggam kuat sebongkah balok ditangannya.

Jeon Jungkook berdiri sekitar tiga meter dibelakang Yoongi, menggendong tubuh Jimin di punggungnya, menatap Yoongi dengan yakin bahwa dirinya sepenuhnya telah siap.

"Ingat, tunggu sampai keadaan sepi. Aku akan menghabisi orang-orang yang ada di koidor terlebih dahulu. Setelah itu, aku akan pergi ke atas untuk mengalihkan perhatian." Tukas Yoongi.

Jungkook mengangguk.

Min Yoongi mengalihkan perhatiannya pada pintu jati yang besar, ia mengintip keluar untuk melihat keadaan. Benar, hanya ada tiga penjaga tanpa senjata disana. Yoongi memberikan isyarat pada Jungkook bahwa ia akan keluar, namun Jungkook tiba-tiba memanggilnya dengan berbisik.

"Apa?" Tanya Yoongi tanpa mengeluarkan suara.

Jungkook menelan ludahnya dengan susah payah. "Hati-hati... Hyung." Ujar Jungkook yang membuat Yoongi diam sejenak.

Setelah mengangguk, Yoongi lantas berjalan keluar dengan langkah tertatih.

"Hanya lima menit." Gumam Jungkook pada dirinya. Detik berikutnya barulah terdengar suara pukulan yang amat keras, suara berisik seperti pengeroyokan.

Jungkook benar-benar khawatir, namun sebisa mungkin ia fokus menghitung dalam diam hingga menit ke lima. Kata Min Yoongi, jika lebih dari lima menit masih terdengar suara berisik, maka Jungkook harus menyelamatkannya.

"Tiga puluh dua.. Tiga puluh tiga.. Tiga puluh empat.. Tiga puluh lima.." sudah menit ke empat, namun masih terdengar dengan jelas suara pukulan

Jungkook memejamkan kedua matanya erat, berdoa dalam hati semoga Yoongi baik-baik saja. Ada rasa khawatir dalam doa nya, ini sudah hampir menit kelima, namun masih terdengar suara pukulan di luar sana. Apa Min Yoongi akan selamat?

"Lima puluh empat.."




/Bugh!/




"Lima puluh lima.."




/Bugh!/




"L-lima.. Lima puluh enam.."




/Bugh!/




"Ngh! L-lima puluh.. t-tujuh.."




/Bugh!/




"L-lima puluh delapan.."




"Lima puluh sembilan.."










"...."











Jungkook membuka matanya, ia menatap ke arah pintu yang sedikit terbuka. Dengan susa payah ia menelan salivanya sendiri sekedar membasahi tenggorokannya. "Enam puluh."



Hening.



Sudah tidak ada suara gaduh yang disebabkan pukulan dan tendangan. Hanya suara dengkuran halus dari Jimin yang masih tertidur lemas di punggungnya.






Apa Yoongi berhasil?






Atau dia mati?






Tepat setelah Jungkook menarik napasnya dalam ia memberanikan diri untuk melangkah keluar. Keadaan koridor begitu terang, tidak sama seperti gudang yang hanya mengandalkan lilin kecil sebagai penghangat dikala malam. Disini ada beberapa lampu gantung yang menyala terang hingga membuat Jungkook harus menyipit untuk membiasakan kedua matanya pada sinar yang menusuk.

Hormones [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang