Jangan lupa
VOTE + KOMEN
💜💜💜######
"H-hyung?"
Jungkook diam untuk beberapa saat, ia cukup tertegun dengan kondisi seorang pria yang saat ini berada di hadapannya. Berlutut di atas ubin sementara dirinya rebahan di atas karung goni yang disambung menjadi alas duduk.
"Dasar idiot, ada apa dengan wajah tampan mu?" Ejek Jungkook yang membuat Taehyung khawatir menjadi gemas ingin membunuh kawannya saat itu juga.
"Ck! Masih sempat tertawa? Apa kau semalam juga tertawa begini?" Ujar Taehyung sambil memukul kepala Jungkook.
Jungkook kembali terdiam, kedua matanya menerawang jauh ke depan. Tertawa ya? Bahkan semalam senyum pun tak sanggup. Bicara tak bisa. Membuka mulut pun tak kuat.
Dia hanya menangis. Air matanya terus turun dan hatinya begitu sakit. Semalam dirinya masih dikepung oleh kegelapan. Berselimut dingin sambil ditemani cahaya bulan dan kunang-kunang. Suara daun yang tertiup angin terdengar gemerisik, menggelitik telinga Jungkook yang saat itu berdengung nyaring.
Malam itu ia masih ingat ada seseorang di dalam pelukannya. Tubuhnya sama bergetar, napasnya tersengal pelan, masih terdengar suara sesenggukan khas orang menangis, juga suara dengkuran lembut. Malam itu, iya malam itu saat pandangan Jungkook terkalahkan oleh rasa lelah pada tubuhnya.
Ia tertidur.
Malam itu.
"J-jimin?" Gagap Jungkook yang berlaga seperti orang linglung dalam sekejap. "Jimin!" Pekiknya sambil berusaha untuk berdiri.
"Akh!" Jungkook memekik kesakitan. Ada sesuatu yang menusuk seluruh tubuhnya saat ia ingin bangun dari rehatnya. Jungkook melihat sekujur tubuhnya, ia baru menyadari bahwa dirinya saat ini tengah bertelanjang dada.
Ada banyak sekali jarum-jarum kecil yang menusuk kulitnya. Jadi ini semua yang membuat Jungkook merasakan tusukan seperti tersengat listrik pada sekujur tubuhnya.
"Sial!" Umpatnya.
"Diam! Jaga mulutmu, ini bukan tempat sembarangan."
Jungkook mengalihkan pandangannya, mengamati keadaan sekitarnya. Tak jauh dari tempatnya ia bisa melihat sekelompok biksu mudah sedang berdoa, beberapa diantaranta menatapnya tajam seakan menegur untuk tidak mengumpat. Jungkook menjadi kikuk sendiri.
Ah.. jadi dia sudah sampai vihara?
"Bagaimana Jimin?" Tanya Jungkook.
"Itu yang ingin ku katakan sedari tadi. Kita tidak punya banyak waktu. Semalam ulang tahunmu jika kau lupa." Ujar Taehyung yang tanpa sadar membuat Jungkook membola.
Hati Jungkook mencelos, rasanya kembali sakit. Ia baru mengingat sesuatu. "M-maksudmu..?"
Taehyung diam sesaat, ia menunduk saat menyadari ada kristal bening menggantung di sudut mata Jungkook.
Sejak kapan Jungkook menjadi lemah? Batinnya.
"Ku yakin kau sudah paham." Ujar Taehyung dengan nada suara lirih.
Jungkook memejamkan kedua matanya dengan pasrah. Ia mencoba untuk mengontrol perasaannya saat ini. Ia tak bisa banyak bergerak, jarum akupuntur memenuhi seluruh tubuhnya. Dirinya hanya bisa memejamkan kedua matanya yang mulai mengeluarkan air mata.
Sampai seseorang menghampiri mereka sambil melempar sesuatu yang dibungkus dengan kain. Jungkook dan Taehyung mengalihkan perhatian mereka pada seorang biksu yang saat ini sedang menatap keduanya dengan tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hormones [TAMAT]
FantasyJeon Jungkook, seorang pengangguran, bertemu dengan seekor kucing dengan luka di telinganya saat ia meniup lilin ulang tahunnya. "Apa kau malaikat?" "Dimana calico ku?" "Apa kau kehujanan?" "Jangan bicara dengan orang asing!" "Boleh aku memanggilmu...