Hanya boleh cium Jimin!

4.2K 527 80
                                    

Chap ini bakal panjang
Bahasa baku
Jangan lupa vote + komen
😘😘😘
🐈🐈🐈🐈🐈











########











Jungkook duduk diatas sofa dengan Jimin yang berada didalam pelukannya. Si mungil itu tertidur saat Jungkook mulai mengusap-usap rambutnya dengan lembut. Sambil mengisap ibu jarinya, si mungil terlelap dengan nyaman dan damai sementara Jungkook sibuk menggonta-ganti chanel televisi.

 Sambil mengisap ibu jarinya, si mungil terlelap dengan nyaman dan damai sementara Jungkook sibuk menggonta-ganti chanel televisi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

/Biip! Biip! Biip! Biip!/

/Ceklek!/

Jungkook tak terganggu sama sekali saat seseorang memasuki rumahnya tanpa mengetuk pintu. Dia masih sibuk mengusap-usap rambut Jimin sambil memencet tombol yang sama pada remote televisi.

Taehyung membersihkan salju yang menempel pada coat hitamnya, lalu membuka sepatunya dan menggantinya dengan sandal rumah miliknya yang sengaja ia tinggal di kediaman Jungkook.

Pemandangan Jimin yang terlelap dalam dekapan Jungkook sedikit banyak membuat Taehyung merasa nyeri pada hatinya. Refleks ia berdecih dan mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Kenapa datang?" Tanya Jungkook saat dirasa Taehyung memiliki maksud tertentu kali ini.

"Ingin mengambil Jimin." Jawab Taehyung ringan.

"Mengambil atau merebut?" Kali ini Jungkook mulai bicara ketus.

"Ck! Apa aku pernah merebut sesuatu darimu?"

Jungkook tak menjawab, ia masih pada kegiatan awalnya. "Tolong tutup jendelanya, Jimin sedang tak enak badan."

Taehyung menurut, ia berjalan ke arah jendela untuk menutup gordain-nya. "Jimin akan semakin sakit, kau tau itu. Udara dingin bukanlah menjadi penyebab, tapi takdirnya."

Jungkook berhenti memencet remote televisi, entah mengapa tiba-tiba napasnya terhenti untuk sesaat. Mendengar kalimat yang dikatakan Taehyung membuatnya menoleh pada Jimin, si mungil itu masih terlelap dalam damai. "Takdirnya adalah bersamaku." Komentar Jungkook lalu mengecup kening Jimin untuk membagi kehangatan.

Taehyung tanpa sadar meremat gordain dengan amat kencang, hingga membuat kuku jarinya memutih. "Aku kasihan pada Jimin. Kenapa dia harus mendapatkan tuan yang egois sepertimu?"

"Ini takdir, kau sedang melihat takdir tuhan tepat di depan matamu."

"Sialan!" Umpat Taehyung lirih. Taehyung berjalan mendekat, kini dirinya berada tepat di hadapan Jungkook. "Sampai kapan kau seperti ini?"

Jungkook tak menjawab, ia lebih memilih memandangi wajah terlelap Jimin.

"Baik. Mari kita bicara sebagai teman. Apa kau merasakan desiran pada dadamu?"

Hormones [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang