“NA JISUNG! NA JAEMIN! APA YANG KALIAN LAKUKAN!”
Mata milik Jisung dan juga Jaemin kini melihat kearah Jungwoo yang baru saja berteriak, bagaimana mungkin Jungwoo tidak berteriak keras saat melihat kedua adiknya yang kini tengah bertengkar, saling meleparkan air dengan kekuatan masing-masing.
Jungwoo tentu sangat khawatir, terutama saat melihat Jaemin yang kini tampak membuat hampir seluruh air di kolam melayang diatas, mengubahnya menjadi es tajam yang sudah pasti bisa menusuk tubuh tinggi adik bungsunya itu.
Sedang Jisung kini tengah melindungi dirinya dengan membuat tameng yang menghalangi tubuhnya.
Tangan si pemuda manis yang awalnya terangkat itu kini di jatuhkan, membuat suara keras dari es tajam dan keras yang berjatuhan terdengar nyaring. Jaemin kini berusaha mengatur nafasnya, mata yang awalnya berwarna biru kini kembali berbuah menjadi cokelat. Sedang Jisung mulai kembali mengendalikan air miliknya, menyimpan air itu kembali pada kolam, yang bahkan tak memenuhi setengahnya. Pupil mata si bungsu bahkan belum berubah, masih berwarna ungu.
“maafkan aku!” ucap Jaemin singkat, lalu pergi meninggalkan adik dan juga kakaknya yang kini menatap Jaemin iba.
“apalagi ulahmu?” tanya Jungwoo datar pada Jisung yang kini mulai mengendalikan dirinya, membuat warna ungu pada kedua pupilnya kini kembali berubah menjadi cokelat, mata si bungsu melihat kearah Jungwoo, menatap kakak cantiknya itu dengan senyum khas anak kecil miliknya.
“bukan apa-apa, aku hanya ingin Jaemin—hyung menjadi milikku, jadi aku menantangnya tadi.” Jawab Jisung dengan nada ceria miliknya, seolah hal yang terjadi tadi bukanlah hal yang baru. Well, memang bukan hal yang baru.
Jungwoo sudah beberapa kali melihat kedua adiknya ini saling menyerang satu sama lain, dan jujur saja, sebagai kakak tertua, Jungwoo tentu sedih melihat kedua adiknya ini. Memang ini adalah hal yang wajar bagi mereka, menantang agar bisa memiliki.
Tapi, Jungwoo merasa tak tega jika melihat kedua adiknya terus menerus saling menyerang seperti itu. Ditambah lagi Jaemin berada pada tingkatan empat sedang Jisung berada pada tingkatan tiga,
Jaemin bisa saja membunuh Jisung dengan kekuatan yang ia miliki.
Ayah mereka? Tidak terlalu peduli dengan hal itu, seperti yang di bilang tadi, di kaum mereka itu adalah hal yang biasa, dan memang harus dilakukan jika mereka memang menginginkannya. Lagi pula, menurut ayah mereka, begitulah anak-anak berkembang.
Saling melawan satu sama lain, untuk mendapat apa yang diinginkan.
“Jeno—ya! Waktunya berlatih!”
Sebuah teriakan kini menggema keras di mansion itu, membuat Jeno yanga awalnya tengah sibuk membaca buku kini menghembuskan nafasnya pelan, mata sipit miliknya melirik kearah Jihoon yang kini tengah tertidur di ranjangnya dengan mulut yang sedikit terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
[I] YOUNIVERSE • The Beginning [nomin] (✔)
Fanfic[SUDAH DIBUKUKAN] (n). ini adalah awal, sebuah pengenalan untuk kalian. Dimana, di dunia ini sebenarnya tidak hanya di tinggali oleh manusia, karena selama ini manusia tidak tahu bahwa ada sebuah kaum yang berdiam di sekitar mereka.