“Jeno sayang, antarkan ini ke rumah Guanlin ya.”
“Bunda, rumah Guanlin kan jauh!” Jawab Jeno dengan nada kesal miliknya, pemuda dengan mata sipit itu baru saja selesai melatih suasana hati miliknya. dan sekarang dengan seenaknya Luhan malah menyuruh Jeno untuk mengantarkan makanan ke rumah Guanlin.
Tapi dengan malas, Jeno kini berjalan kearah dapur, lalu melihat kearah Bunda kesayangannya itu yang sibuk memasukan makanan ke dalam wadahnya.
“kedua orang tua Guanlin sedang pergi,”
“dia itu menyulitkan sekali!” ucap Jeno kesal, namun dengan segera membawa bekal makanan itu.
Setelahnya, Jeno kini pergi ke ruang keluarga untuk mengambil kunci mobil miliknya yang memang selalu ia taruh di dekat TV. Setelah mengambilnya, Jeno cepat-cepat pergi ke garasi dan mulai masuk ke dalam mobil.Sekarang sudah malam, karena itu Jeno malas pergi keluar. Tapi apadaya, Jeno paling tidak bisa menolak perintah dari bundanya itu. Meski awalnya ia mendengus ataupun mengelak ia tetap akan melakukan apa yang diperintahkan oleh bundanya itu.
Beda lagi jika ayahnya yang menyuruh, jika tidak mau ya tidak mau.
Bayangkan, sekarang di malam hari Jeno tengah pergi ke kota, beruntung perjalan ke rumah sepupunya itu tak membutuhkan waktu lebih dari dua jam seperti perjalan menuju sekolah. dari rumahnya menuju rumahnya Guanlin mungkin hanya membutuhkan waktu sekitar satu jam.
Mobil milik Jeno kini sudah masuk pada sebuah kompleks perumahan yang cukup mewah, dengan segera memarkirkan mobilnya. Jeno tak ingin membuang waktu, ia ingin cepat pulang dan tidur. Bersyukur besok tak ada tugas. Jadi pulang dari sini Jeno bisa langsung tidur, tanpa harus khawatir dengan tugas.
Jeno langsung masuk ke dalam rumah, tak berniat bengucapkan salam atau apapun itu, ia dengan segera naik ke lantai dua. Berniat langsung ke kamar Guanlin, karena anak itu biasanya selalu diam di kamar. Namun saat hendak menaiki tangga ia mendengar suara tawa nyaring milik si pemilik rumah, membuat Jeno kini memilih untuk melangkahkan kakinya ke sumber suara yang ada.
Suara gelak tawa itu membawa Jeno kearah dapur, dan saat sampai di dapur, Jeno bisa melihat dua orang yang kini tengah asyikmengobrol, entah apa yang di obrolkan hingga membuat Guanlin tertawa nyaring sekali.
“begitu, hyung jangan tertawa terus!”
“habisnya, itu lucu! Kau menyiram ayahmu hampir dengan seluruh air kolam.”
“aku hanya sedang melatih kekuatanku!”
“ekhem!”
“Hyung! Apa yang kau lakukan disini?” Guanlin bertanya, sambil kini berdiri dari posisi duduknya. Sedang satu orang pemuda yang sibuk memasak kini membalikan badannya, saat mendengar Guanlin tampak menanyai orang lain selain dirinya.
“siapa kau? Apa yang kau lakukan disini?”
Bukannya menjawab pertanyaan Guanlin, Jeno kini malah bertanya pada orang yang tengah menatapnya takut-takut. Menatap orang itu dengan tatapan tajam miliknya. membuat Guanlin kini menulan ludahnya sendiri.
Takut-takut Jeno membakar orang yang kini tengah memasak untuknya.
“a-aku, Yoo Seonho. Guanlin—hyung menculikku kesini!” jawab orang bernama Seonho itu dengan nada tergagap diawal, namun setelahnya berteriak sambil menyalahkan Guanlin.
Ayolah, Seonho itu tak tahu apa-apa, ia hanya berniat membeli es krim tadi, dan sekarang berada di rumah Guanlin karena pemuda jangkung itu memaksanya ikut.
KAMU SEDANG MEMBACA
[I] YOUNIVERSE • The Beginning [nomin] (✔)
Fiksi Penggemar[SUDAH DIBUKUKAN] (n). ini adalah awal, sebuah pengenalan untuk kalian. Dimana, di dunia ini sebenarnya tidak hanya di tinggali oleh manusia, karena selama ini manusia tidak tahu bahwa ada sebuah kaum yang berdiam di sekitar mereka.