“tidak mau! Aku malu!”
“Tidak akan apa-apa, aku janji.”
“malu.”
Jaemin baru saja selesai mandi beberapa menit yang lalu, dan sekarang Jeno berniat untuk mengajak pemuda manis itu untuk pergi sarapan, namun tampaknya Jaemin tak ingin turun dan makan bersama Luhan.
Well, Jaemin masih punya muka, ia sudah cukup malu saat Luhan tidak sengaja masuk ke kamar Jeno disaat kedua orang itu tengah melakukan hal yang tidak senonoh.
“malu, pokoknya aku malu.” Kata Jaemin lagi.
Pemuda manis itu kini menyembunyikan wajah cantik miliknya pada bahu Jeno. Membuat Jeno terkekeh kecil, Jeno juga tampak tidak masalah jika kemeja sekolahnya yang sudah disetrika dengan rapih itu kini mulai kusut karena terkadang Jaemin merematnya untuk menyalurkan rasa malu.
“kenapa kalian tidak turun? Eh, malah peluk-pelukan seperti itu.”
Jeno kini melihat kearah Luhan yang berdiri di depan pintu, karena ia memang berdiri menghadap pintu, sedang Jaemin yang membelakangi Luhan kini sedikit terkejut, membuat tubuhnya tiba-tiba menegang, Jeno yang merasakan itu, dengan segera mengelus pelan rambut cokelat madu milik orang yang berada dalam pelukannya itu.
“malu katanya,” jawab Jeno sambil tersenyum kecil.
Sedang Luhan kini menghembuskan nafasnya pelan. Luhan kini berjalan pelan pada Jeno dan juga Jaemin, menghampiri kedua anak muda yang masih berpelukan.“coba sini, Bunda ingin lihat.” Ucap Luhan, setelahnya menarik tubuh Jaemin pelan. Dengan maksud, agar Jaemin melepaskan pelukan miliknya daru Jeno.
Jeno kini menaikan sebelah alisnya bingung. wajah Jaemin kini menatap malu-malu kearah Luhan, menundukan wajah manis miliknya. membuat Luhan terkekeh kecil melihat sikap water flow muda yang berada di hadapannya ini.
Mata Luhan juga melihat kearah seragam yang digunakan oleh Jaemin. Itu adalah seragam Taeyong saat SMA, well, beruntung dulu Taeyong bersekolah disana, dan Luhan masih menyimpan seragamnya. Jadi, Jaemin tidak kebingungan untuk mengunakan seragam apa hari ini.
“seragamnya pas di tubuhmu.” Kata Luhan sambil mengusap pelan bahu pemuda manis itu, membuat Jaemin tersenyum canggung. Lalu menganggukan kepalanya, melihat kearah mata Luhan.
“sudah, ayo kita sarapan, kalian harus cepat berangkat sekolah.” lanjut Luhan, lalu merangkul bahu milik Jaemin. Meninggalkan Jeno yang memang sedaritadi sudah diabaikan oleh kedua orang yang rupanya adalah orang terpenting untuknya.
“yak! kalian akan meninggalkanku begini saja!” protes Jeno tak terima sambil berlari kecil untuk menyusul Luhan yang sudah lebih dulu membawa Jaemin ke meja makan.
“Jeno—ya,”
“dingin?” tanya Jeno, ini memang masih sangat pagi. Dirinya mungkin memang tak merasakan udara dingin yang menusuk kulitnya, tapi ia sangat yakin jika Jaemin kedinginan sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[I] YOUNIVERSE • The Beginning [nomin] (✔)
Hayran Kurgu[SUDAH DIBUKUKAN] (n). ini adalah awal, sebuah pengenalan untuk kalian. Dimana, di dunia ini sebenarnya tidak hanya di tinggali oleh manusia, karena selama ini manusia tidak tahu bahwa ada sebuah kaum yang berdiam di sekitar mereka.