“woah! Lihat itu pesawat terbang!” – Jaemin,
Sedaritadi teriakan antusias Jaemin selalu terdengar begitu nyaring, karena disaat pemuda manis itu merasa menemukan sesuatu yang menurutnya menarik ia akan berteriak lumayan keras, membuat telinga Jeno yang awalnya tidak terbiasa kini harus terbiasa dengan teriakan yang dikeluarkan oleh kekasih manisnya ini.
Ngomong-ngomong, Jaemin sama sekali tidak mau lepas dari teleskop yang Jeno bawa. Seperti sekarang, ia masih sibuk dengan teleskop dengan posisi duduk tepat di depan tenda mereka, berhadapan dengan api unggun yang tadi di buat oleh si tuan naga. Bicara tentang tuan naga, hingga sekarang tuan naga itu masih tidur dengan dengkuran yang lumayan keras. Sedang Jeno, kini sibuk menidurkan dirinnya pada rumput dengan mejadikan paha kekasih manisnya itu sebagai bantal, tangannya juga sibuk memetik ukulele yang ia bawa sambil menyanyikan lagu acak, dengan mata tertutup.
Hingga kedua mata sipit itu terbuka saat merasakan seseorang mencubit pipinya, membuat Jeno sedikit memekik pelan, lalu mendudukan dirinya. Menatap kearah Jaemin tajam, sedang si tersangka hanya terkekeh kecil atas apa yang telah ia lakukan. Jaemin juga malah kembali sibuk pada teleskop dan kembali melihat bintang.
“jangan tidur sekarang.” Ucap Jaemin,
“aku tidak tidur na, hanya memejamkan mataku sebentar.” Balas Jeno jahil, mendekat kearah Jaemin lalu merangkul bahu kekasih manisnya itu. “kau kedinginan?” tanya Jeno saat merasakan tubuh Jaemin sedikit menggigil, padahal api dihadapan mereka masih menyala. Jaemin hanya menganggukan kepalanya, sambil mengeratkan jaket yang ia gunakan.
“peluk aku sekarang.” Ucap Jaemin, menoleh kearah Jeno sambil membuka kedua lengannya lebar-lebar. Membuat Jeno tanpa harus disuruh dua kali, langsung menarik tubuh kekasih manisnya itu ke dalam pelukan hangat miliknya.
“sudah merasa hangat?” tanya Jeno lagi, sambil sedikit menggoyang-goyangkan pelukan mereka. Karena terlampau gemas pada kekasih manisnya ini, Jaemin tidak menjawab, namun pemuda manis itu semakin mengeratkan pelukannya sambil dengan jahil menggesekan hidung mancung miliknya pada leher Jeno, membuat si misce tampan itu sedikit geli. “berhenti melakukan itu na,” suruh Jeno.
Dan yang Jeno dapatkan hanyalah sebuah kekehan manis yang sedikit terendam, karena Jaemin masih menyembunyikan wajah cantiknya pada perpotongan leher milik Jeno.
“eoh! Lihat, kunang-kunang.”
Mendengar penuturan Jeno, Jaemin dengan segera mengalihkan pandangannya. Melihat kearah kunang-kunang yang diucapkan oleh Jeno. Melihat satu kunang-kunang itu terbang kearahnya, Jaemin dengan segera melepaskan kedua lengannya yang sibuk memeluk Jeno. Lalu berusaha menangkapnya, namun itu sulit karena Jeno tidak mau melepaskan pelukannya pada Jaemin, sehingga kunang-kunang itu bisa dengan mudah menghindar.
Ctas!
Tidak rela, Jaemin akhirnya mengeluarkan kekuatan miliknya. Membuat kunang-kunang itu beku, dan terjatuh ke tanah. Jeno yang melihat itu sedikit membulatkan matanya, lalu melihat kearah Jaemin yang kini meronta, meminta Jeno untuk melepaskan pelukannya. Karena Jaemin ingin melihat kunang-kunang yang sudah ia bekukan tadi.
“Jeno, lepas,” ucap Jaemin dengan nada bicara yang sangat manja, membuat Jeno terdiam untuk beberapa saat.
Cup!-Satu kecupan diberikan Jaemin, agar Jeno mau melepaskan pelukannya, namun tampaknya sia-sia, karena Jeno kini justru semakin terdiam, membuat Jaemin kembali mengecup cepat bibir milik kekasih tampannya itu. “Jeno, Jeno, Jeno.” Gumam Jaemin berkali-kali.
Membuat Jeno tersadar, lalu mencubit gemas pipi Jaemin, membuat pemuda manis itu mencebik kesal. Sambil berusaha melepaskan pelukan Jeno. Saat Jeno melepaskan pelukannya, Jaemin dengan segera berjalan kearah kunang-kunang yang sudah ia bekukan tadi. Setelah mendapatkannya, Jaemmin berdiri dan menunjukan itu pada Jeno, membuat Jeno menaikan sebelah alisnya bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
[I] YOUNIVERSE • The Beginning [nomin] (✔)
Fanfic[SUDAH DIBUKUKAN] (n). ini adalah awal, sebuah pengenalan untuk kalian. Dimana, di dunia ini sebenarnya tidak hanya di tinggali oleh manusia, karena selama ini manusia tidak tahu bahwa ada sebuah kaum yang berdiam di sekitar mereka.