“kenapa? Biasanya juga hyung selalu minta kuhangatkan setiap malam.”
“bukan apa, hanya saja rasanya aneh.” Jawab Jaemin, sambil memainkan piyama yang tengah Jisung kenakan, mengingat ia tengah duduk di pangkuan Jisung sekarang, wajahnya juga tidak berani mendongak, dan lebih senang memperhatikan kancing piyama milik Jisung.
“apa karena pemuda tadi?” tanya Jisung datar, membuat tubuh Jaemin seketika menegang,merasa terkejut dengan apa yang dikatakan oleh adiknya ini.
Tubuh ramping itu kini meronta, ingin turun dari pangkuan Jisung. Setelah turun, pemuda manis itu kini membaringkan tubuhnya di ranjang, tampak tak ingin menjawab pertanyaan yang tadi dilontarkan oleh adiknya.
Melihat hal itu Jisung hanya menghembuskan nafasnya, lalu ikut membaringkan tubuhnya di samping Jaemin, lalu memeluk tubuh kakaknya itu dari belakang, membuat Jaemin sedikit tersentak. Namun setelahnya, memegang tangan Jisung yang kini berada pada perutnya.
“aku tidak akan bilang pada papah, tapi, hyung mau menjadi milikkukan?”
--
“kenapa dengan wajahmu itu?” tanya Jeno saat Jaemin kini masuk ke dalam mobilnya dengan wajah murung, membuat pemuda tampan yang menjemputnya itu kini melihat bingung kearah Jaemin.
“Jisung tahu tentangmu!” ucap Jaemin kesal sambil menggembungkan pipinya, membuat Jneo malah terkekeh saat melihat tingkah laku menggemaskan Jaemin yang mulai keluar.
Pemuda tampan itu kini menggelengkan kepalanya maklum, lalu mulai menyalakan mobil miliknya. berniat untuk segera pergi ke sekolah sebelum mereka benar-benar terlambat nantinya.
Jaemin yang kini merasa tak mendapatkan respon, memukul bahu Jeno pelan, membuat orang yang tengah fokus mengemudi itu kini, melirik kearah Jaemin sebentar, lalu kembali terkekeh.
“lalu, kenapa jika adikmu itu tahu tentang aku?”
“dia bilang dia tidak akan mengadukanmu pada papah.” Kata Jaemin.
“bagus kalau begitu,” jawab Jeno singkat, sambil mengelus gemas helaian rambut Jaemin dengan sebelah tangannya. Sedang Jaemin kini kembali menghembuskan nafasnya keras.
“tapi aku harus menjadi miliknya.” kata Jaemin dengan suara yang cukup pelan daripada sebelumnya.
Mobil itu kini berhenti, Jeno mengerem mobil itu mendadak, membuat kening Jaemin membentur dashboard yang ada di depan, megingat Jaemin lupa mengunakan seatbelt, Jaemin juga meringis kecil mengalihkan wajahnya kearah Jeno.
Membuat pemuda bermata sipit itu kebingungan sekarang, harus meluapkan emosinya lebih dulu perihal adik Jaemin yang bernama Jisung, atau harus menenangkan pemuda manis dihadapannya yang siap memecahkan tangisnya.
Well, pilihan kedua tampaknya jauh lebih baik.
“kemari, coba kulihat.” Kata Jeno, sambil menarik wajah milik Jaemin, menagkup pipi itu dengan kedua telapak tanganya. Setelah itu satu tangannya bergerak menyingkirkan poni milik Jaemin yang menghalangi keningnya, lalu mengusap pelan kening itu. Baru setelahnya memberikan kecupan ringan.
“jadi, bisa kau jelaskan tentang ya tadi?” tanya Jeno.
Pemuda tampan itu mulai kembali menjalankan mobil miliknya, sedang Jaemin kini masih terdiam karena perlakuan manis yang diberikan oleh Jeno beberapa menit yang lalu, mengabaikan pertanyaan yang keluar dari mulut orang yang kini tengah sibuk menyetir itu.“ kau mendengarku?”
“eoh? Apa?” tanya Jaemin yang kini mulai tersadar.
“bukan apa-apa, hei, boleh aku membakar adikmu?” tanya Jeno santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
[I] YOUNIVERSE • The Beginning [nomin] (✔)
Fanfiction[SUDAH DIBUKUKAN] (n). ini adalah awal, sebuah pengenalan untuk kalian. Dimana, di dunia ini sebenarnya tidak hanya di tinggali oleh manusia, karena selama ini manusia tidak tahu bahwa ada sebuah kaum yang berdiam di sekitar mereka.