xliv. he just tell them,

10.6K 1.7K 207
                                    

Seperti biasa, sekarang pukul empat pagi. Sudah menjadi kebiasaan untuk Jeno bangun di jam ini. Jadi yang pemuda tampan itu lakukan adalah diam sambil memeluk tubuh kekasih manisnya yang masih tertidur dengan lelap, sesekali pengecup singkat puncak kepala Jaemin. Sebelum akhirnya memutuskan untuk turun ke lantai bawah.

Bukan apa, hanya saja, Jeno mendengar suara pintu di ketuk dengan sangat tidak sabaran dari bawah. Bahkan Jeno bisa mendengar itu disini, dengan perlahan Jeno kini berusaha untuk melepaskan pelukan Jaemin pada pinggangnya, sebisa mungkin dengan pelan agar Jaemin tidak terbangun dari tidurnya.

Setelah terlepas, Jeno turun sari ranjang, lalu menyelimuti tubuh ramping kekasih manisnya itu. Baru setelahnya pergi keluar dari kamar Jaemin.

Saat melangkahkan kakinya di tangga, Jeno bisa mendengar samar suara Chanyeol dan juga seseorang yang sangat Jeno hafal suaranya, karena memang khas, dan berisik.

“Hoseok—hyung, papa, apa yang kalian lakukan? tanya Jeno saat melihat Hoseok yang ada di hadapan Chanyeol. Jeno bisa melihat dengan jelas jika Hoseok kini tengah ketakutan, itu benar-benar terlihat jelas dari wajahnya.

Melihat Jeno yang tiba-tiba datang dan berada diantara mereka, Hoseok kini menatap kearah Chanyeol.

Sadar telah mengganggu, Jeno mengusap tengkuknya pelan “aku akan kembali keatas jik—“

“tidak, kurasa kau juga harus tahu ini.” Ucap Chanyeol

Flashback start

Hoseok tidak tahu ia akan dibawa kemana, tapi, ia hanya menuruti perintah orang yang ada di hadapannya. Tentu, ia harus menurut pada Yifan, pria jangkung yang merupakan salah satu dari orang yang paling ia hormati setelah Chanyeol.

Jadi, tanpa ada niatan curiga sama sekali, kini Hoseok turun dari mobil milik Yifan. Mengikuti kearah mana pria jangkung itu berjalan. Matanya melihat kearah bangunan rumah sakit yang ada di hadapannya, lalu sedikit berlari untuk mengejar Yifan yang berjalan sudah cukup jauh dari hadapannya.

Tapi, haruskah di jam ini? Hoseok masih sangat mengantuk, ini bahkan tengah malam. Dan Yifan tiba-tiba bilang ia butuh bantuannya.

“apa yang kita lakukan disini?” tanya Hoseok, menatap kearah Yifan penuh tanda tanya, rasa kantuknya sudah pergi, tergantikan dengan rasa penasaran.

“ada perlu,” jawabnya singkat.

“mengapa harus bersamaku?” tanya Hoseok lagi, karena tidak biasanya Yifan meminta bantuan padanya.

Pria jangkung itu tidak menjawab pertanyaan Hoseok, dan terus berjalan. Membuat Hoseok memilih untuk bungkam menutup mulutnya. Tak ingin banyak berbicara lagi dengan orang yang ada disampingnya ini.

Baiklah, Hoseok memang tidak terlalu dekat dengan Yifan. Mungkin, karena itu ia sedikit canggung pada pria yang merupakan earth grow pengendali tanah yang ada disampinya itu. Mata bulat Hoseok melihat ke segala arah, sedikit tak nyaman dengan jalanan yang mereka lewati.

Hoseok memang penakut, ia akui itu. Bahkan Hoseok tak berani pergi ke kamar mandi sendiri saat malam hari. Tapi, lorong yang mereka lewati ini terasa berbeda, terutama saat mereka berdua memasuki satu pintu dengan sebuah tangga untuk turun ke bawah, membuat Hoseok sedikit menelan ludahnya gugup.

Melewati tangga itu, Hoseok jadi mengingat teman-temannya di basecamp tempat mereka berkumpul. Membuang jauh-jauh rasa takut, Hoseok kini berusaha agar terlihat santai, walau dari lirikan matanya terlihat jelas jika ia sangat khawatir sekarang.

“tunggu disini,” suruh Yifan.

Hoseok mengangguk, lalu dengan segera duduk di salah satu kursi tunggu yang ada di lorong. Hoseok sebenarnya cukup kaget dengan ruangan bawah tanah yang ada di rumah sakit ini. Namun, Hoseok berusaha berpikir positif, mungkin ruang bawah tanah ini memang dibutuhkan pihak rumah sakit. Tapi untuk apa?

[I] YOUNIVERSE • The Beginning [nomin] (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang