Disini Jaemin sekarang, tengah berdiri di samping meja milik Jeno. Menunggu pemuda tampan itu selesai memasukan seluruh alat tulisnya pada tas yang ia bawa. Sebenarnya, pemuda manis itu gemas melihat Jeno yang sangat lambat. Rasanya ingin sekali Jaemin mengambil alih untuk memasukan seluruh alat tulis itu ke dalam tas hitam yang Jeno bawa.
“kau lambat sekali! Seperti siput!” ejek Jaemin dengan nada mencemooh miliknya.
Namun diabaikan oleh Jeno, pemuda tampan bermata sipit itu kini malah dengan santainya berdiri, menggendong tas punggungnya lalu berjalan melewati Jaemin. Membuat Jaemin mendengus keras, namun dengan segera mengikuti pemuda tampan itu.
Wajah Jaemin kini sudah mengerut, menatap tajam kearah punggung Jeno yang tampak mengabaikan dirinya.
Jujur saja, Jaemin itu tak suka diabaikan seperti ini. Pemuda manis itu kini berusaha mensejajarkan langkahnya dengan Jeno. Dengan wajahnya yang kini berusaha tersenyum manis kearah pemuda tampan itu. Walau sebenarnya dalam hati, Jaemin sudah dengan senang hati menyumpahi pemuda yang ada di hadapannya ini.
“matamu akan keluar jika melihatku seperti itu!” ucap Jeno ketus, namun tak mengalihkan pandangannya pada Jaemin yang kini sudah berjalan sejajar dengannya, dengan mata yang kini masih fokus melihat kearah Jeno.
“apa aku harus menatapmu seperti ini agar kau bicara.” Tanya Jaemin jahil.
Dengan sengaja pemuda manis itu kini mendekatkan wajahnya kearah Jeno, membuat Jeno kini berusaha membuat tubuhnya panas—agar udara dingin yang berada di tubuh Jaemin tidak terasa—
Jeno kini melihat kearah kanan, dimana Jaemin kini tengah menatapnya sangat dekat. Membuat Jneo menelan ludahnya sendiri, setelahnya pemuda tampan itu menunjuk kening milik Jaemin, dan mendorong kening itu dengan jari telunjuk miliknya, menjauhkan wajah manis Jaemin dari depan wajah miliknya.
Membuat Jaemin menggembungkan pipinya kesal.
Namun setelahnya, pemuda manis itu malah memegang telapak tangan Jeno yang tadi digunakan untuk menjauhkan wajah Jaemin. Lalu menggenggam telapak tangan milik Jeno itu kencang.
“ini hangat sekali!” teriak Jaemin kecil, tampak tak mau melepaskan telapak tangan Jeno yang masih ia pegang. Berbeda dengan Jeno yang kini tampak berusaha untuk menarik telapak tangan miliknya dari genggaman tangan Jaemin yang begitu erat.
Bahkan pemuda manis itu kini malah mendekatkan dirinya kearah tubuh Jeno. Membuat Jeno sedikit was-was.
Grep!
Tolong, Jeno rasanya tak bisa bernafas sekarang.
Dengan seenak jidatnya, Jaemin kini memeluk tubuh Jeno. Membuat punggung Jeno membentur dinding koridor karena tidak siap dengan pelukan anarkis yang di berikan oleh pemuda manis yang sedaritadi terus menggumamkan jika tubuh Jeno itu hangat. Membuat pemuda tampan itu memutar bola matanya malas.
Bahkan Jaemin kini menenggelamkan wajah manis miliknya pada perpotongan leher milik Jeno, membuat Jeno sedikit geli dengan apa yang dilakukan oleh pemuda manis itu.
Walau Jeno juga kini sedikit terbingung, karena biasanya orang-orang akan merasa panas jika memegang tubuhnya, tapi pemuda manis yang kini memeluknya ini malah merasa hangat.
“hei! Lepaskan pelukannmu!”
“tidak mau! Kau hangat, aku suka.”
Jeno menghembuskan nafasnya kasar, beruntung koridor sudah sangat sepi. Mengingat sekarang sudah jam pulang, dan tinggal mereka di sekolah. well, tidak hanya mereka juga sih. Terkadang ada beberapa murid yang lewat dan menatap mereka kaget, dan beberapa sibuk dengan ekskul.
KAMU SEDANG MEMBACA
[I] YOUNIVERSE • The Beginning [nomin] (✔)
Fiksi Penggemar[SUDAH DIBUKUKAN] (n). ini adalah awal, sebuah pengenalan untuk kalian. Dimana, di dunia ini sebenarnya tidak hanya di tinggali oleh manusia, karena selama ini manusia tidak tahu bahwa ada sebuah kaum yang berdiam di sekitar mereka.