Jaemin dan Haechan kini berjalan bersama di kelas. Berjalan beriringan dengan Haechan yang sama sekali tak berhenti mengoceh sedaritadi, membuat Jaemin rasanya ingin sekali membungkam mulut bawel sahabatnya ini.
Terkadang Haechan juga akan menjawab beberapa pertanyaan dari orang-orang yang ada di koridor, menanyai Haechan yang kini menggunakan pakaian olahraga yang tampak terlihat sedikit kebesaran. Dan Jaemin akan dengan jahil menjawab.
“Dia habis melakukan hal yang tak senonoh dengan Mark—hy,mmphh!”
“jangan dengarkan dia, dia gila.” Ucap Haechan sambil kini telapak tangannya menutup rapat mulut Jaemin.
Membawa Jaemin menjauh dari kerumunan. Jaemin yang memang kesal kini menjilat telapak tangan sahabatnya itu yabg digunakan untuk menutup mulutnya. Membuat Haechan tentu dengan segera menarik telapak tangannya, lalu meilhatnya jijik.
“yak! Ini menjijikan! Na Jaemin!”
Pemuda manis dengan surai madu itu kini berlari cepat. Meninggalkan Haechan yang kini tengah mengumpat dengan banyaknya sumpah serapah yang mulai ia keluarkan dengan senang hati untuk Jaemin yang kini sudah berlari jauh darinya.
Sambil berlari Jaemin tertawa kecil, menurutnya lucu saja melihat Haechan yang sedari tadi mengeluarkan serapah miliknya. bukan apa hanya saja umpatan Haechan itu lucu. Jika orang akan mengumpat dengan kata kasar, maka itu tidak berlaku untuk Haechan.
Sahabatnya itu lebih senang mengumpat dengan menyebutkan makanan kesukaannya.
“sungguh? Maksudku kau kan baru disini.”
“tak usah pedulikan aku! Aku bisa sendiri!”
“tapi—
“ada apa?”
“eoh, Jaemin—ah, tidak ada apa-apa, aku hanya akan mengajak Jeno berkeliling, kau tahu, untuk mengenalkan lingkungan sekolah kita, dia kan murid baru.” Pemuda berwajah kecil yang merupakan ketua osis itu kini melihat kearah Jaemin yang bertanya.
Sedang Jaemin kini hanya menganggukan kepalanya, Jaemin sebenarnya baru saja hendak masuk ke dalam kelas, namun saat hendak masuk Jaemin malah melihat pertengkaran kecil di depan pintu kelasnya.
“aku tak butuh!” ucap Jeno datar.
“dia bilang tidak mau,” kata Jaemin sambil menunjuk kearah Jeno, membuat Jeno kini menatap tajam kearah Jaemin. Bukan apa, Jeno itu tak suka ditunjuk-tunjuk seperti itu, rasanya seperti diremehkan, Jeno sangat tak suka.
“tapi, kepala se—“
“tak apa, aku yang akan membawanya berkeliling kau tak usah khawatir.”
Jaemin kini tampak berusaha untuk meyakinkan Jinyoung, membuat Jinyoung kini mengambil waktu beberapa detik untuk berpikir. Sedang pemuda manis dengan surai cokelat madu itu kini menunggu jawaban dari Jinyoung dengan sabar, berbeda dengan Jeno yang sudah menunjukan wajah tak suka miliknya sedaritadi, lalu melirik kilas kearah Jaemin.
Setelahnya Jeno juga mendengus kecil.
“baiklah, aku titipkan dia padamu Jaemin—ah. Bye.”
“kau pikir aku bocah!” teriak Jeno lumayan keras dengan wajah kesal miliknya. sedang Jaemin tertawa lucu dengan reaksi yang dikeluarkan oleh Jeno, mata sipit milik pemuda tampan ini kini melihat kearah Jaemin yang masih sibuk tertawa, membuat Jeno rasanya sangat ingin memberikan pelajaran pada orang yang dengan beraninya mentertawakan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[I] YOUNIVERSE • The Beginning [nomin] (✔)
Fiksi Penggemar[SUDAH DIBUKUKAN] (n). ini adalah awal, sebuah pengenalan untuk kalian. Dimana, di dunia ini sebenarnya tidak hanya di tinggali oleh manusia, karena selama ini manusia tidak tahu bahwa ada sebuah kaum yang berdiam di sekitar mereka.