"Kata Dilan, rindu itu berat. Tidak juga ah, rindu itu nikmat."
-Shindu Wijaya-***
B
unga pohon mangga yang banyak berguguran oleh angin pagi itu nampaknya begitu menarik untuk Shindu.
Shindu duduk di teras rumahnya, setelah menyalakan mesin mobil, dia disibukkan oleh mesin pencarian di ponsel pintarnya.
Belum juga mendapatkan apa yang dicarinya, perhatian Shindu teralihkan saat bunga mangga jatuh di atas poni coklatnya yang lembut.
Shindu baru menyadari jika banyak bunga lain yang berguguran, hampir menutupi permukan rerumputan yang tumbuh di bawahnya, juga di atas kolam ikan kecil di tengah halaman.
Aromanya khas.
Aroma asing yang Shindu suka.
Aroma itu mengantarnya pada aroma lain yang tengah dia rindukan.
Shintia.
Wangi parfum Shintia dan aroma dari pengharum ruangan di kamarnya dulu.
Juga Zhuli.
Seekor kura-kura brazil yang sudah dia rawat lebih dari lima tahun lamanya.
Shindu merindukan mereka.
Dia menghela napas pelan kemudian kembali beralih pada ponsel pintarnya.
Dari layarnya muncul berderet istilah gaul yang biasa digunakan oleh remaja seusianya di Indonesia.
"Missing you comes in waves, Mom. I'm drowning."
Shindu berujar lirih, menikmati setiap kerinduan pada Shintia yang coba menenggelamkannya.
Namun, Shindu bertahan.
Bahkan dia belajar dengan keras, dalam bahasa, kebiasaan, dan budaya anak Indonesia.
Mengingat sebentar lagi dia harus masuk ke sekolah barunya.
Shindu ingin bisa berbaur dengan mudah, dengan normal seperti remaja lainnya.
Dia coba melafalkan satu per satu dari setiap kata yang muncul urut sesuai abjadnya.
"Ababil?"
Alis Shindu berkerut dalam membaca definisi dari kata ababil?
"Huh? ABG apa?"
Kepala Shindu mulai pusing.
Jadi dia putuskan untuk menggeser layar ponselnya ke atas dan membaca kata lain di bawahnya.
"Alay... Baper... cabe-cabean? Ciyus miyapah?"
Shindu tidak habis pikir, kenapa banyak sekali istilahnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Solo, Please Help Me (Complete)
Short StorySolo, Please Help Me... berkisah tentang Shindu. Si pesimis lemah yang pulang ke Solo setelah lahir dan besar di negeri orang. Shindu datang ke Solo dengan sebuah misi, sebuah tujuan terbesar yang pernah dia usahakan dalam hidupnya. Karena semua ya...