Tap
Nenek Ranshia mendarat dengan sempurna tanpa kehilangan keseimbangan walaupun Dia telah mengeluarkan tendangan super sonic. Sebenarnya Dia itu siapa?!
Aku keluar dari dunia bayangan dengan perasaan yang bercampur aduk. Aku marah, takut, dan penasaran.
Kurasa ini bayaran karena Aku sombong. Aku seharusnya tidak meremehkan Dia.
"Fufu, pertarungan yang bagus, Shinnichi-san." Katanya riang. "Rasanya seperti saat Aku masih muda."
"...." Aku menundukkan kepalaku. "Aku kalah ya."
"E-eh?!! S-Sensei kalah!?!? Ba-bagaimana mungkin?!"
"Tidak bisakah Kau melihatnya?" Tanyaku. "Jika Aku terlambat menghindari tendangannya sedetik saja, sudah pasti Aku akan terlempar jauh."
"Ahaha, Shinnichi-san, tidak usah berlebihan." Kata nenek Ranshia tertawa kecil. "Menang dan kalah itu sudah biasa."
"I-itu, memang benar...." Kata Genia pelan. "T-tapi, bagaimana bisa Anda menghancurkan kubah bayangan milik S-Sensei?"
"Oh, Aku mempelajari sebuah kemampuan dari salah seorang temanku, dulu sekali." Katanya sambil menatap ke depan seperti sedang mengenang sesuatu.
"Nenek Ranshia, tolong ajari Aku kemampuan itu!" Aku berlutut di depannya.
"S-Sensei!?"
"Boleh saja." Kata nenek Ranshia. "Kamu benar-benar mirip denganku waktu dulu." Dia mengusap-usap kepalaku, mengambil belanjaannya lalu masuk ke dalam toko. "Latihannya dimulai nanti sore ya."
"Baik! Sensei!"
"E-ehh!??! S-senseinya sensei?! I-itu berarti...."
"Benar, Dia Shisoumu." Aku berdiri lalu berjalan ke dalam toko.
"S-shisou!??!" Genia mengikutiku sambil berseru.
Tring tring
Lonceng pintu terdengar saat Aku masuk ke dalam.
"Ah! Telurnya! Eh.. ke-kemudian, me-mentega! Se-setelah itu, a-ah! S-Shinnichi-san! Ma-maafkan Aku! I-ini belum se-selesai!"
Aku mengangkat tanganku untuk mendiamkannya. "Lanjutkan saja."
"Ba-baik!" Dia memutar tubuhnya dengan cepat lalu mulai memasak lagi.
Aku duduk di salah satu meja yang berada dekat dengan jendela toko. Genia duduk di depanku sambil menatap toko ini heran.
"S-Sensei, kenapa toko ini kosong? Tidak ada kua atau pun makanan lainnya yang dipajang di etalase atau pun rak toko."
"Ah, tidak usah masalahkan hal itu."
Aku mengambil seporsi kue dari [Infinite Storage] lalu menaruhnya di atas meja. Genia hanya tersenyum kecil seperti biasa.
"S-sebenarnya berapa banyak kue yang dimiliki Seーtunggu dulu, ja-jangan ka-katakan kalau..."
Aku mengalihkan pandanganku sambil memakan kue. "Hari ini cuacanya bagus ya~"
"Ja-jangan ubah topik!!"
"Oh iya, letak guild petualang itu di mana ya?"
"Oh, guild petualang ya? Letaknya di seberang kota." Kata nenek Ranshia sambil menaruh nampan yang berisi cangkir teh. "Apakah Kamu ingin mendaftar menjadi seorang petualang?"
"Ah, tidak." Kataku, mengambil sebuah cangkir. "Dia yang akan mendaftar."
"Oh, si nona muda ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Re : Turning from Another World [Dropped]
FantasyPenindasan. Itulah yang dialami oleh tiga sahabat sebelum mereka dipanggil ke Dunia lain. Dunia sihir dan pedang. Mereka berharap dunia baru ini dapat mengubah hidup mereka menjadi lebih menyenangkan. Namun, takdir berkata lain. Penindas mereka juga...