"Kenapa aku harus menghadiri acara ini sih?"
Sambil menggerutu, aku menarik dasi hitam yang terasa mencekik leherku. Baju formal benar-benar tidak cocok untukku.
"Sensei, ini pesta untuk merayakan kemenangan Synd."
Genia menjawab dari balik gorden. Suara kain yang bergesekan bisa terdengar. Ia sedang mencoba beberapa pakaian.
"Tepat sekali. Synd yang menang. Kenapa aku yang datang?"
"Karena Synd adalah murid Sensei. Seorang Sensei harusnya bangga ketika muridnya menang."
Meskipun benar, aku tetap malas ikut. Keramaian bukan gayaku. Terlalu banyak orang yang mengoceh. Telingaku jadi sakit.
"Dan juga, ada banyak makanan terutama apel. Jadi, Sensei tidak perlu khawatir."
Ah, apa boleh buat. Kurasa aku memang perlu pergi. Lagipula, Synd juga muridku. Benar. Itu alasannya.
Selagi memikirkan itu, gorden merah di belakangku terbuka. Genia keluar dari dalam dengan senyum lebar di wajahnya.
Sebuah gaun putih polos membalut tubuh rampingnya. Warna monokrom itu membuat rambut ungu kecokelatannya terlihat seperti apel panggang. Cantik dan sempurna menurutku.
Sepatu hak berwarna senada dengan gaunnya membuat Genia terlihat lebih tinggi. Hampir menyamaiku.
Kalung bintang hitam yang tergantung di lehernya terlihat lebih jelas. Menunjukkan statusnya sebagai seorang Petualang tingkat tinggi.
Jika dibandingkan, Genia mirip dengan Jeanne d'Arc. Seorang gadis cantik yang juga merupakan prajurit handal.
Ngomong-ngomong, kurasa seri F*te itu terlalu rumit.
"E-ehm, Sensei? Bagaimana?"
Genia memutar badannya. Gaunnya berkibar mengikuti gerakannya.
Aku berdeham kecil. Sadar karena aku sudah menatapnya terlalu lama.
"Y-yah, kau cantik. Seperti biasa."
Wajah Genia memerah seperti tomat. Ia tiba-tiba membalikkan tubuhnya. Ia memegang wajahnya. Lalu, dengan suara pelan, ia berkata.
"Te-terima kasih."
"A-ah."
Aku hanya bisa mengiyakan dengan malu.
Sial. Meskipun dekat dengan kematian, aku masih punya rasa gugup.
"Tuan Pelanggan, apakah pakaiannya cocok?"
Seorang gadis Elf kecil mendekati kami. Ia adalah penjaga toko ini. Ia menjalankan toko ini sendiri dengan adiknya. Sepertinya orang tua mereka sudah tidak ada.
Yah, aku tidak akan ikut campur dengan hal itu.
Aku melemparkan sekeping koin emas platinum. Ia menangkapnya dengan gugup, hampir menjatuhkan koin tersebut.
"I-ini!?"
"Nilai kepuasanku."
Aku menoleh ke Genia lalu mengajaknya pergi. Ia mengangguk lalu mengikutiku.
Kami keluar dari toko yang terdapat di ujung kerajaan itu. Sepertinya anak tadi tinggal cukup dekat dengan rumah Synd.
"Sudah malam ternyata."
Aku menatap langit gelap.
Perempuan memang lama jika memilih pakaian.
Genia melingkarkan tangannya di lenganku. Membuat kami seperti seorang pasangan bangsawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Re : Turning from Another World [Dropped]
FantasyPenindasan. Itulah yang dialami oleh tiga sahabat sebelum mereka dipanggil ke Dunia lain. Dunia sihir dan pedang. Mereka berharap dunia baru ini dapat mengubah hidup mereka menjadi lebih menyenangkan. Namun, takdir berkata lain. Penindas mereka juga...