Acies. Nama yang diberikan Elfria untuk babak terakhir ini.
Di babak ini, terdapat 16 peserta. Masing-masing mendapatkan nomor sendiri dan ditempatkan dalam dua kelompok. Kelompok satu dan delapan. Dua kelompok ini juga dibagi menjadi dua bagian, ganjil dan genap.
Satu melawan dua. Tiga melawan empat. Dan seterusnya hingga nomor enam belas.
Dari pasangan-pasangan tersebut, pemenangnya akan melawan pemenang pasangan yang lain. Misalnya, dua menang melawan satu dan tiga menang melawan empat. Maka dua dan tiga akan bertanding.
Cara ini akan dilakukan hingga mendapatkan satu peserta dari kelompok satu dan delapan. Dua peserta ini akan bertarung untuk memperebutkan juara satu sekaligus gelar [Elven Champion].
Acies akan dilaksanakan di dalam Colosseum yang berada di tengah-tengah kota. Saat ini, seluruh warga Elfria datang ke arah bangunan besar itu.
Di dalam ruangan bawah tanah Colosseum, Synd memakai topengnya. Sekali lagi menjadi Scaler. Mungkin untuk terakhir kalinya.
Ia menarik pedang di punggungnya dengan tangan kirinya. Sebuah cahaya lembut bisa terlihat saat pedang itu keluar dari sarungnya.
Sebuah pedang pemberian gurunya. Excalibur namanya. Sebuah pedang satu tangan yang agak berat. Bilahnya berwarna perak, gagang hitamnya terbuat dari kayu kokoh, dan bulatan emas di ujung gagangnya mempunyai ukiran lingkaran sihir berelemen cahaya.
Synd mungkin tidak tahu bahwa pedang Terbuat dari Lichtore, sebuah besi misterius yang memiliki unsur cahaya. Menurut legenda, bijih Lichtore tercipta saat Dewi Kehidupan, Clarity turun ke Zelfria.
Tapi, instingnya sebagai seorang Ksatria telah terasah. Ia tahu bahwa pedang di tangannya bukan sembarang pedang.
Synd memutar-mutar pedang itu di tangannya. Ia menusuk, menebas. Mencoba membiasakan diri sebelum pertandingan.
Setelah beberapa saat, ia kembali menyarung senjata barunya. Ia mengambil sebuah perisai besi berwarna biru yang penuh dengan goresan. Ia menyampirkan perisai tua itu di punggungnya.
Perisai itu ada perisai pertamanya. Perisai yang sudah ia digunakannya selama bertahun-tahun. Sejak pertama kali ia menjadi Ksatria. Banyak hal yang terjadi selama tahun-tahun itu.
Dengan langkah mantap, ia menuju ke ruang persiapan.
❂❂❂❂❂❂
"Heh, lihat siapa ini. Scaler yang hebat telah datang."
"Anak haram yang menyamar menjadi utusan Dewa."
"Menjijikan."
Saat Synd masuk ke dalam ruang persiapan, hal yang pertama kali ia dengar adalah ejekan. Secara alami, ia mengabaikannya. Setelah 210 tahun, siapa saja pasti sudah terbiasa.
Dengan tenang, Synd berjalan ke arah bangku yang sudah disediakan. Ia memilih untuk duduk di ujung ruangan. Dekat dengan pintu masuk ke Arena.
"Lihat itu, si anak haram hanya terdiam. Ia pasti ketakutan."
"Benar sekali. Lihat saja bajunya, ia pasti iri setengah mati dengan zirah kita."
Tak seperti peserta lain yang hanya mengejek dan mengoceh tidak jelas, Synd diam dan memperhatikan. Ia tidak perlu membuang-buang tenaganya untuk mengurusi mereka.
Tak lama kemudian, seorang Elf yang mempunyai postur tubuh besar berjalan ke arahnya. Ia mempunyai gaya rambut pendek. Wajahnya termasuk dalam kategori idaman wanita. Ekspresi sombong terlihat jelas di wajahnya.
Synd tidak terlalu memperhatikannya. Ruangan ini cukup luas, jadi bisa saja ada suatu kemungkinan dia tidak menuju ke arahnya.
"Halo, Synd si Anak Haram."
KAMU SEDANG MEMBACA
Re : Turning from Another World [Dropped]
FantasyPenindasan. Itulah yang dialami oleh tiga sahabat sebelum mereka dipanggil ke Dunia lain. Dunia sihir dan pedang. Mereka berharap dunia baru ini dapat mengubah hidup mereka menjadi lebih menyenangkan. Namun, takdir berkata lain. Penindas mereka juga...