14 - Pelatihan

4.6K 441 308
                                    

Aku mengerutkan keningku karena ada cahaya yang tiba-tiba memasuki mataku. Ugh, di mana ini?

Aku mencoba untuk menggerakkan tanganku. Yap, rasanya agak berat. Aku melihat sekelilingku. Aku berada di ruangan yang agak luas. Tidak ada perabotan di sini. Aku juga sedang berbaring di atas lantai.

Tapi, anehnya, bagian belakang kepalaku terasa empuk. Apa ini? Bantal?

Aku mencoba untuk memegangnya. Hangat, empuk, agak besar.

"A-ahn~"

Untuk suatu alasan, Aku mendengar sebuah suara yang benar-benar berbahaya. Aku mendongakkan kepalaku.

Genia?! Sedang apa Dia? Kenapa Dia tertidur di sini? Kenapa Dia memberiku bantal pangkuan?

Segala macam pertanyaan memenuhi kepalaku. Aku menatap waiah tidurnya.

Wajahnya itu mirip Fiona-sama. Aku langsung membelalakkan mataku dan menutupnya lagi untuk menahan air mata.

Fiona-sama! Benar! Bagaimana Aku bisa lupa?! Aku melupakan janjiku padanya! Sial! Aku tidak berguna!

Tak bisa menahannya, air mataku merembes keluar dan menitik ke bawah. Aku... tidak berguna....

"H-hmm.... S-Shinnichi-san...." Genia terbangun. "S-Shinnichi-san! Kau sudah bangun?? Ke-kenapa Kau menangis?!"

"Genia." Panggilku. "Pukul Aku."

"E-eh?! Ke-kenapa?!"

"Pukul saja! Aku ini orang yang tidak berguna!" Kataku sambil menutupi mata dengan lenganku.

"...." Genia terdiam.

Benar. Seorang rendahan sepertiku harusnya dihajar. Tak lama kemudian, tangan Genia menyentuh pipiku.

Dia tidak memukulku ataupun menamparku. Dia hanya mengelusnya dengan pelan.

"Shinnichi-san, Kau itu bukan orang yang tidak berguna." Katanya lembut. "Kau itu orang paling baik yang pernah Kutemui. Kau sudah membantuku dan keluargaku. Apa pun masalahmu pasti akan Kami bantu."

"Sial." Aku mengumpat pelan.

Air mataku masih tidak mau berhenti. Menyedihkan! Aku ini iblis! Kenapa Aku masih menangis seperti anak kecil?!

Aku mengusap air mataku. "Aku akan pergi besok pagi."

Aku bangun lalu duduk di sampingnya.

"J-jangan! Tu-tubuhmu masih lemah!"

"Aku tidak peduli. Aku harus cepat-cepat ke Panzia." Kataku. Aku membuka [Infinite Storage] lalu mengambil sebuah apel.

Genia hanya menatapku terkejut. "Ka-kalau be-begitu..., A-Aku akan mengikutimu!"

"Guhuk! Uhuk!!" Aku batuk-batuk karena tersedak apel. "Apa *uhuk!* Maksudmu?!"

"A-Aku akan mengikutimu Shinnichi-san! Kemana pun Kau pergi."

"Cih, jangan bercanda." Kataku sambil meneguk air dari kristal biru. "Kau tidak bisa membela dirimu sendiri. Nantinya hanya akan merepotkan diriku."

"I-itu benar sih..., ta-tapi...."

"Kalau sudah tahu maka diam. Jangan merepotkanku."

Aku menutup mataku dan bersandar di dinding ruangan. Untuk suatu alasan tubuhku terasa lemah.

"Aーri ーku...."

Genia membisikkan sesuatu yang tidak bisa Kudengar. Aku membuka mata kiriku.

"Kau mengatakan apa tadi?"

"A-ajari A-Aku bertarung!" Katanya sambil mengepalkan kedua tangannya.

Re : Turning from Another World [Dropped]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang