Sebelum membaca, lihat nomor bab dulu. Ane nggak tanggungjawab kalo salah chapter~¯\_(ツ)_/¯
ーーーーーーーーーーーーーーーーAku membuka mata. Cahaya terang terasa menusuk. Membuatku berkedip beberapa kali sebelum sadar sepenuhnya.
Aku mencoba menggerakkan tanganku. Terjebak; Kakiku juga. Terdengar suara rantai besi saat aku menggerakkan mereka. Setelah berusaha beberapa kali, aku kembali menyerah.
Entah berapa hari sudah aku berada di sini. Digantung dengan tangan dan kakiku dirantai. Dibiarkan begitu saja di bawah sinar matahari.
Para penduduk wanita dan anak-anak dikurung dalam sebuah kandang raksasa. Tepat di belakangku.
Awalnya aku juga ditempatkan bersama mereka di dalam kandang itu, tapi setelah beberapa jam, aku dipindahkan ke tengah-tengah perkemahan untuk disiksa.
Entah berapa kali mereka menyiksaku. Mencambuk tubuhku dan menggores kulitku dengan pedang. Entah berapa kali aku kehilangan kesadaran untuk disiram air dingin agar sadar kembali. Entah tidak berapa kali aku mencoba untuk membebaskan diri dari rantai sihir ini.
Aku lelah. Aku ingin tidur dan melupakan segalanya. Tapi, mereka tidak membiarkanku. Aku lelah.
"Selamat siang, gadis kecil."
Suara serak laki-laki itu kembali menyapa telingaku. Membuatku membuka kembali mataku.
"Sudah siap berbicara?"
Ia menarik sebuah pisau dari pinggangnya. Bilah pisau itu berwarna ungu. Tanda-tanda racun.
"Cuih!"
Aku meludahi wajahnya. Ia tidak menghindar. Ia menurunkan penutup wajahnya; menunjukkan sebuah pemandangan mengerikan.
Laki-laki itu tidak memiliki bibir. Gigi kuning tajamnya berwarna kontras dengan gusi ungunya. Lidahnya panjang; penuh dengan goresan. Ia menjulurkan lidah itu lalu menjilat kelopak mata kirinya. Tempat ludahku mendarat di wajahnya.
"Indah sekali. Seperti kotoran Orc."
Aku mengejeknya. Sebagai balasan, ia memberikan sebuah senyuman menjijikkan. Ia kembali menutupi mulut itu.
"Awalnya, aku ingin beristirahat. Tapi sepertinya ksatria-ksatria yang tidak becus itu tidak bisa menginterogasi seorang gadis."
"Sudah kubilang, aku tidak mengenal sang White Grim!"
Selama aku di sini, pertanyaan mereka tetap sama; Keberadaan Shinnichi. Entah apa yang mereka inginkan terhadap Shinnichi, tapi dapat kupastikan itu tidak baik.
"Ck, ck, ck. Berbohong itu tidak baik, gadis kecil."
Dia mengayunkan jari telunjuknya di depan wajahku. Kukunya hitam dan panjang. Menambah daftar hal menjijikkan tentangnya.
"Kami punya intel. Jangan remehkan kekuatan Pasukan Griffin Merah kerajaan Triste."
"Persetan kerajaan sialan itu!"
Secepat kilat, pisau itu menempel di leherku. Dinginnya besi bisa terasa di kulitku.
"Aku sarankan kau tidak menghina kerajaan suciku, gadis kecil. Kecuali jika kau ingin nyawamu melayang."
"Suci? Kerajaanmu membantai Beast-kin! Kaumku! Bagian mana yang suci!?"
"Haha... Hahaha. Hahahaha! HAHAHAHA!"
Ia mulai tertawa. Dimulai dari sebuah kekehan kecil yang dilanjutkan hingga tawa keras. Lalu, dalam sekejap; ia berhenti.
"Semuanya tentunya. Ras selain manusia adalah ras rendahan. Mereka tidak perlu hidup. Sampah. Tidak, lebih rendah. Mereka itu kotoran. Sama... sepertimu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Re : Turning from Another World [Dropped]
FantasyPenindasan. Itulah yang dialami oleh tiga sahabat sebelum mereka dipanggil ke Dunia lain. Dunia sihir dan pedang. Mereka berharap dunia baru ini dapat mengubah hidup mereka menjadi lebih menyenangkan. Namun, takdir berkata lain. Penindas mereka juga...