Aku masih berbaring sambil menutup mataku. Sepertinya aku memang harus memperbanyak gaya bertarungku. Aku tidak boleh terlalu terpaku pada satu gaya bertarung.
"Kerja bagus, Shinnichi-san." Nenek Ranshia menepuk-nepuk kepalaku.
"Ah, terima kasih telah melatihku." Aku tersenyum kecil.
"Tentu." Nenek Ranshia membalas senyumanku. "Tapi, ingat, kekuatanmu ini adalah anugerah. Jangan menyombongkan diri. Anggap semua musuhmu itu sebagai lawan terkuat. Jangan pernah meremehkan seseorang."
"Akan kuingat nasihat itu."
Aku bangun lalu duduk. Di sudut mataku, aku melihat Genia dan Anggria yang berlari ke arahku.
"Se-sensei!"
"S-Shinnichi-san!"
Genia dan Anggria memanggilku. Di belakang mereka berdua ada segerombolan petualang serta prajurit kerajaan. Mau apa mereka?
Genia dan Anggria menghampiriku. Wajah mereka menunjukkan kekhawatiran.
"Ada apa?"
"U-umm..., sepertinya sensei dipanggil." Genia menunjuk seorang beast-kin beruang yang memakai zirah perak.
"Ku-kurasa itu karena cahaya terang yang kau buat." Kata Anggria.
Aku menghela nafas. Merepotkan sekali.
Aku berjalan menghampiri mereka semua. Salah seorang petualang melambaikan tangannya kepadaku. Ah, itu pria kekar yang menangis seperti anak kecil.
"Shinnichi! Apakah kau yang menyebabkan cahaya terang tadi?" Tanyanya.
Aku mengangguk satu kali.
"Ah, syukurlah." Dia menghembuskan nafas lega. "Kami kira itu dari serangan monster."
Dia membalikkan badannya. "Oi kalian! Bubar! Itu cuma sihir milik Shinnichi!"
"Ah, benarkah? Itu melegakan."
"Aku kira itu invasi monster."
"Ahaha, syukurlah."
"Ah, aku mau tidur lagi."
Satu persatu, para petualang kembali ke dalam kota. Mereka sebenarnya berniat menjadi petualang atau tidak sih?
Sekarang hanya ada aku dan para prajurit kerajaan. Aku mengalihkan pandanganku ke arah prajurit beruang. Dia menatapku tajam.
"Apakah anda yang bernama Kurobane Shinnichi?" Dia bertanya dengan suara berat.
"Ah, itu benar." Jawabku. "Apa yang kau inginkan?"
"Saya, jenderal dari pasukan utama kerajaan, John de Otso, menyampaikan bahwa anda dipanggil oleh raja Zilver Gelert Anubis von Birre IV untuk menghadapnya." Katanya.
Kenapa nama bangsawan begitu rumit? Mereka Bodoh? Bodoh kan?
"Untuk apa aku melakukan itu? Aku menolak."
""""A-apa!?""""
Seluruh tentara, kecuali beruang tadi terkejut. Wajah mereka merah karena marah. Mereka semua menarik pedang masing-masing lalu mengambil kuda-kuda.
"Berani-beraninya kau menolak perintah raja!"
"Rendahan sepertimu tidak pantas menolak perintah raja!"
"Sombong sekali kau manusia!"
Apa? Manusia? Jangan samakan aku dengan manusia sialan....
Aku memasang Abbysal Mist lalu melaju ke depan. Aku melewati semua prajurit itu dan berhenti di belakang mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Re : Turning from Another World [Dropped]
FantasyPenindasan. Itulah yang dialami oleh tiga sahabat sebelum mereka dipanggil ke Dunia lain. Dunia sihir dan pedang. Mereka berharap dunia baru ini dapat mengubah hidup mereka menjadi lebih menyenangkan. Namun, takdir berkata lain. Penindas mereka juga...