Sebelum membaca, lihat nomor bab dulu. Ane nggak tanggungjawab kalo salah chapter~¯\_(ツ)_/¯
ーーーーーーーーーーーーーーーーSuara roda pedati yang bergesekan dengan tanah menjadi sudah hal biasa sejak kami pergi dari Elfria empat hari yang lalu.
Sejauh ini, tidak ada hal aneh yang terjadi. Kami juga tidak melewati desa ataupun bandit jalanan.
Hanya ada pohon, batu serta aliran sungai yang sesekali berubah menjadi air terjun menderu keras Selain pemandangan alami tersebut, tidak ada hal lain yang perlu dibicarakan.
Rasa bosan juga tidak lupa mengikuti. Empat hari terakhir ini, aku hanya tiduran, mengendalikan kuda-kudaku, makan, dan hal biasa semacam itu.
Ah, aku juga belajar memasak dari Genia.
Setelah belajar empat hari, aku akhirnya bisa memasak satu resep. Yaitu apel panggang.
Suatu pencapaian luar biasa menurutku.
Tak bisa menahan rasa bosanku, aku membalikkan badanku untuk menanyai Genia. Ia sedang menatap peta benua Ronzi yang disebarkan dalam pedati.
Ada beberapa simbol yang melambangkan kerajaan-kerajaan, kota kecil, dan desa. Genia sedang menyusuri bagian atas peta. Kurasa tempat kami berada saat ini.
"Nee, Genia. Apakah kita sudah dekat dengan kota pelabuhan itu? Apa namanya lagi?"
"Kota Cape, Sensei. Jangan khawatir, kita akan sampai sebentar lagi. Kurang lebih empat jam."
Tanpa mengangkat kepalanya, Genia menjawab pertanyaanku. Ia menunjuk sebuah simbol kota kecil dengan huruf Zelfria yang terbaca "Cape" di bawahnya.
Mendengar jumlah waktu yang dibutuhkan, aku tidak sanggup menahan helaan nafasku. Aku mulai menggerutu di dalam hati.
Alat transportasi di dunia ini memang payah. Harusnya aku meminta satu mobil di Elfria.
Seperti mendengar keluhanku, kuda-kudaku meringkik dan mendengus kesal. Mereka mulai mempercepat laju berjalan mereka.
"...."
Mereka... Ah mungkin hanya imajinasiku.
Tak menghiraukan kejadian tadi, aku kembali berbaring di kursi kusir. Menghadap ke langit biru yang dipenuhi awan. Hembusan angin menerpa pedati.
"Udaranya mulai dingin ya?"
Saat bertanya, aku bisa mendengar Genia yang menggosok-gosok kedua tangannya.
"Waktu memang sudah mulai memasuki musim dingin."
"Oh? Jadi dunia ini mempunyai empat musim?"
"Tidak semuanya. Hanya bagian utara dan selatan yang memiliki empat musim. Sementara itu daerah yang berada di pertengahan seperti benua Farni dan sebagian benua Ronzi hanya memiliki dua musim."
"Begitu kah?"
Mendengar penjelasan Genia, aku mengangguk mengerti. Ini baru pertama kali aku mendengar iklim di dunia ini. Selama di perpustakaan, aku hanya membaca sejarah dan berbagai macam jenis sihir. Selain itu, pengetahuan dari Schwarz tidak meliputi hal-hal sepele seperti itu.
Lagipula, Schwarz tidak memikirkan hal penting seperti iklim serta orang-orang penting di dunia ini. Kurasa ia sebenarnya bodoh.
"Oi bocah, aku bisa mendengarmu."
Tak lama kemudian, suara berat dari seorang naga tertentu menggema di pikiranku.
"Oh, si Kakek muncul."
KAMU SEDANG MEMBACA
Re : Turning from Another World [Dropped]
FantasyPenindasan. Itulah yang dialami oleh tiga sahabat sebelum mereka dipanggil ke Dunia lain. Dunia sihir dan pedang. Mereka berharap dunia baru ini dapat mengubah hidup mereka menjadi lebih menyenangkan. Namun, takdir berkata lain. Penindas mereka juga...