12. | Calief.

1.7K 262 66
                                    

Calief pun lalu bersiap di dapur bersama Rizky yang menemani, ia memanggang roti untuk Syifa ,sementara Rizky menggorengkan telur mata sapi,lalu telur yang sudah matang ia masukan kedalam tumpukan roti, lalu Caleif menyiapkan teh manis hangat untuk sang bunda, Calief sangat senang karena diajak Rizky ke dapur pagi ini, sebelumnya Rizky berbisik pada Calief untuk menyiapkan Syifa sarapan spesial untuk sang bunda supya bundanya tidak marah lagi.

"Cal...sarap..pan, lohhh..Calief sama mas Rizky kok gak ada dimeja makan , kemana mereka yaaa ? Caliefff.....Caliefff !!!!" Syifa berteriak memanggil Calief tapi tak ada jawaban dari nya, lalu ia mendengar suara ribut-ribut di dapur.

"Om Rizky bunda manggil , kayaknya bunda mau kesini,siap-siap ya om !!" Ucap Calief antusias.

"Kita ngumpet dulu ya Cal, baru nanti kita kagetin bunda..." kata Rizky sambil jongkok dibalik kulkas yang cukup besar didapur kotor belakang.

"Caliefff.....masya Allah kok berantakan banget nih dapur, hemmm...kemana lagi nih anak sama mas Rizky , apa mas Rizky diam-diam nyulik Calief lagi, gak...gak..gak mungkin, Syif...Syif...kamu mikir apa sih ?!" Syifa bermonolog sambil celingukan mencari sosok keduanya.Sementara Rizky dan Calief menahan tawa karena Rizky dikira mau menculik Calief.

"Bundaaaaaaa......!!!!" Calief tiba-tiba memeluk Syifa dari arah belakang.

"Astagfirullah Cal.....bunda kaget tau gak sih !" Syifa pun berteriak karena keterkejutannya dipeluk Calief tiba-tiba.

"Bun...maafin Calief ya, Calief gak kuat kalau bunda ngomel-ngomel terus, Calief sayang bunda.." Calief pun merubah posisi kini dihadapan Syifa, ia nampak memohon dengan mata berbinar.

"Kamu ngapain disini, dapur bunda kok berantakan banget, ini sih kamu buat bunda tambah snewen, om Rizky mana ?"

"Kok malah tanya om Rizky, bukan maafin Cal sih bun...." Calief bicara sambil memajukan bibirnya.

"Bukan gitu nak , ini bau-baunya telur digoreng kamu gak mungkin bisa dong buat telur goreng , kamu habis ngapain ?" Rizky pun beranjak dari posisi jongkoknya dan mendekati Syifa dengan sepiring roti dan secangkir teh manis hangat.

"Ini Cal...kasih bunda Syifa..." Rizky menyodorkan piring berisi potongan roti, tetapi secangkir teh masih ditangan Rizky,Lalu Calief memberikannya pada Syifa.

"Apa ini Cal....?"

"Bun...Calief bukan master chef yang bisa buat makanan enak, tapi Calief buat roti ini dengan penuh cinta, Calief mau bunda senyum lagi sama Calief, Calief gak mau bunda galakin Calief lagi , Calief janji deh gak bakal isengin om Rizky, tapi bener kok bun kemarin itu mbok Darmi sakit, terus Calief gak ada yang nemenin jadi Calief telepon om Rizky pakai ponsel jadul Calief yang gak pintar sekalian minta tolong om Rizky periksa mbok Darmi ,karena mbok menggigil bun kan kasihan." Calief bicara panjang lebar soal kejadian kemarin sore.

"Iya Syif,lagi aku gak merasa direpotkan, kemarin sore selesai praktek Calief telepon aku bilang kalau kamu lembur dan si Mbok sakit, Calief gak lagi ngerjain aku kok, aku kecapekan terus tidur karena jam kerja ku jumping, maafin Calief ya Syif, dia buat roti panggang isi telur buat kamu penuh cinta loh dan ini teh manis buat kamu juga." Rizky menyodorkan secangkir teh pada Syifa.

"Bunda udah gak marah kan sama Calief, please bun...maafin Calief, Calief sayang bunda, Calief gak mau bunda diemin Calief marahin Calief, Calief cuma punya bunda, kalau bunda ngomel-ngomel terus Calief minta tolong sama siapa, Calief kan udah gak punya ayah bun...." Calief pun bicara dengan derai air mata yang mengalir dipipinya, Syifa pun terenyuh dengan sikap Calief,lalu Syifa menaruh piring dan cangkir di lemari piring,memposisikan dirinya sejajar dengan Calief dan memeluk anak tampannya.

CALIEFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang