38. | Calief.

1.6K 329 244
                                    

Calief memandangi kembali kedua ayah dan abah dihadapannya, ia menarik nafas dalam.

"Cal pilih A...yah Daffa....!" Jawaban Calief membuat semua orang tercengang disana, terlebih Rizky dan juga Syifa hanya Daffa yang tersenyum sumringah atas jawaban Calief.

"Cal...lief ka..mau yakin pilih ayah nak ?" Tanya Syifa memastikan.

"Yakin bun...sudah lama Calief gak ketemu ayah, Cal rindu bun...bunda sini !" Calief menarik tangan Syifa ia ajak Syifa mendekat pada Daffa.

"Kamu mau ngapain Cal ?" Daffa penasaran, Calief pun menarik tangan Daffa juga Syifa hingga keduanya saling menggenggam.

"Alhamdulilllah...ayah dan bunda ketemu lagi, Cal bahagia....!" Calief pun duduk diatas kursi roda diantara Syifa dan Daffa lalu ia kecup pipi keduanya.

Sisi lain tubuh Rizky hampir ambruk, mendengar jawaban yang keluar dari anak tirinya, ia pun mundur perlahan dan berjalan menuju kamar.

"Maaf, saya ke kamar dulu, permisi !!" Rizky pun berlari menuju kamar dengan perasaan sangat hancur.

"Mas Rizky tunggu !!!" Syifa melepaskan tangannya dari genggaman Daffa lalu menyusul Rizky.

"Calief anak ayah, ayah tau kamu pasti pilih ayah, kenapa kamu gak pilih abah ?"

"Karena ayah, ayah kandung Calief, ayahhh jangan pergi lagi yaa Cal mohon !" Calief memeluk erat Daffa.

"Gak akan nak...."

"Nak Daffa, tapi menurut hukum agama kamu sudah mentalak Syifa secara tidak langsung, walaupun kamu kembali kamu tidak bisa sama lagi statusnya seperti dulu." Jelas Romy.

"Pa..secara hukum negara Daffa masih sah jadi suami Syifa, karena Daffa bukan sengaja meninggalkan Syifa dan Calief, Daffa mengalami bencana dan harus memulihkan kondisi Daffa pasca tsunami." Papar Daffa.

Rika pun menangis sambil memeluk Rina, Sandrina berusaha menenangkan ibu dari menantunya ini.

"Sabar ya jeng Rika... kita akan cari solusi terbaiknya.." Sandrina mengusap punggung Rika.

"Iya ma, sabar ya ma,walaupun Rina juga bingung kalau di posisi Syifa kayak gini, duhh tante gimana nasib Iky ?" Rina sangat cemas memikirkan nasib adiknya.

"Jeng Sandrina saya mau bicara boleh..." ungkap Marini.

"Iya jeng...ada apa ?" Sandrina membawa Marini ke R.makan.

"Saya pun juga kaget tadi saat saya hendak masuk kerumah, di gerbang luar ada Daffa, saya tanpa sengaja bertemu digerbang, saya peluk dia, Daffa sempat syok saat saya peluk, dia tanya siapa saya, saya bilang saya ibunya..."

"Daffa tak mengenali jeng Marini ?"

"Iya karena saya langsung peluk erat dia, tanpa Daffa melihat wajah saya terlebih dulu, saya tanya kenapa dia bisa kembali, dia akan jawab didalam rumah nya, dia rindu Calief juga Syifa." Kenangnya.

"Jeng...saya buntu saya gak tau harus berbuat apa sekarang... keduanya menantu saya, dan pilihan Syifa ada pada Calief dan ini keputusannya, Calief pilih Daffa dan otomatis Rizky keluar dari rumah ini, tapi secara agama Syifa dan Daffa sudah bercerai."

"Saya juga bingung jeng, satu sisi saya bersyukur anak saya kembali meski kondisi tubuhnya penuh luka, sisi lain saya memikirkan Rizky dan Syifa gimana, keduanya sudah saya anggap anak sendiri." Tandas Marini.

"Mas Ediii, ini gimana urusannya, kok gue jadi sedih lihat kondisi ini ya, gue bingung harus bahagia atau sedih mas Daffa balik..." ucap Irene sambil melahap nasi mandhi.

"Elo sedih Ren, tapi mulut elo gak berhenti ngunyah, dasar karung beras !

"Mas Ediii... sesama orang berperut gendut jangan saling menghina, paham !" Edi pun ikut melahap nasi mandhi dipiring Irene.

CALIEFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang