"Kamu tau rasanya tak dianggap ?
Kamu sudah coba mendekat,
Tapi ia tetap berjarak,
Kamu berusaha mengakrabkan diri,
Tapi ia membatasi diri,
Jika yang ia lihat kini aku diam tanpa senyuman, itu bukan karena aku marah, tapi aku lelah dan mungkin ingin menyerah."Rizky berbicara sangat dalam, ia sakit bukan sembarang sakit, tapi ia terlalu keras berpikir, merasa perjuangannya untuk Calief selama ini hanyalah sia-sia belaka, ia memaparkan semua pada Syifa istri yang sangat disayang dan di cinta didalam kamar sembari merebahkan diri diatas tempat tidurnya.
"Sayang...kok kamu bicara kayak gitu, hanya karena Cal gak mau ikut kamu pindah kamu mau menyerah ?" Syifa mengusap kepala Rizky yang masih demam saat itu.
"6 tahun aku berjuang dan berusaha supaya Cal bisa benar-benar menerima ku tanpa jarak tapi apa ? Aku masih menjadi orang lain baginya, bukan abahnya, aku punya cinta dan sayang yang tulus bagi Cal, tapi ini yang aku dapat, aku hanya mau membahagiakan kamu juga anak-anak kita di istana yang ku bangun dengan keringat dan kerja kerasku."
"Udah ya sayang, kamu jangan mikir macem-macem, itu malah bikin kamu tambah sakit..."
"Bahkan saat aku sakit pun Cal sama sekali gak peduli sama aku, apa segitu marahnya dia sama aku ?"
"Gak kok mas Rizkyku sayang... mungkin Cal cuma gak mau ganggu istirahat kamu, kan kamu lagi sakit." Rizky tak menjawab, dilema diantara 2 pilihan itulah yang Rizky alami saat ini.
"Terus aku harus gimana ?" Rizky kembali membuka suaranya.
"Di antara sebab lembutnya hati adalah dengan membaca Al Qur’an. Al Qur’an adalah kalamullah, perkataan Allah, Rabb pencipta langit dan bumi, bukan perkataan makhluk. Selain dapat menenangkan hati, membaca Al Qur’an akan diganjar banyak pahala. Bayangkan saja, 1 huruf dari Al Qur’an diganjar 1 pahala, dan 1 pahala akan dibalas dengan 10 kebaikan. Namun syarat untuk menenangkan hati tidaklah hanya sekedar membaca, tapi di-tadabburi, direnungkan maknanya sehingga dapat diamalkan."
"Kamu kok malah ceramah sih sayang...?" Protes Rizky.
"Hahaha...maaf aku bukan ustadzah,
Doa adalah senjata seorang mukmin, jangan sampai seorang mukmin melupakan bahwa urusannya tergantung kehendak Allah Ta’ala. Banyak-banyaklah berdoa kepada Allah agar dimudahkan dalam ketaatan dan dengan do'mu Calief diberikan kelembutan hati.""Masya Allah sayang, kamu tau gak kata-katamu itu jadi mood boosternya aku, benar bila dengan kata-kata aku tak bisa meluluhkan hati Calief, harus dibantu dengan do'a, terimakasih ya ustadzah untuk pencerahannya malam ini, sayanggg kamuuuu....!" Rizky memeluk tubuh Syifa dengan erat sembari menghadiahi Syifa dengan kecupan dikeningnya.
"Sekarang imam hidupku dunia dan akhirat bobo ya, kamu mesti banyak istirahat jangan memikirkan sesuatu yang gak perlu yang hanya membuat kamu semakin sakit, apapun yang terjadi pada kita itu atas kehendak-Nya, tapi satu hal yang kamu harus yakini bahwa Cal juga punya cinta dan sayang yang tulus seperti kamu." Syifa pun memberikan kecupan hangat di kening Rizky sebelum mereka tidur malam itu.
Matahari terbit dengan cantiknya diufuk timur, rutinitas pagi kelurga Rizky pun dimulai, sikembar Chairil dan Clarissa sudah dimandikan dan disuapi pagi itu, begitu pula dengan Calief dan Clemira yang sudah tampan dan cantik setelah mandi dan bersiap sarapan pagi di meja makan.
Syifa sudah menyiapkan sarapan pagi berupa nasi goreng telur mata sapi di atas meja makan, susu hangat untuk kedua kakak sikembar, juga air mineral untuk dirinya.
"Bun...kok piring nya cuma tiga, abah gak sarapan sama kita ?" Tanya Clemira sembari memegang sendok dan garpu ditangannya.
"Abah masih kurang enak badan, nanti abah sarapan dikamar."
KAMU SEDANG MEMBACA
CALIEF
Fanfiction#1 in Rizky 22 Okt 18 #1 in Syifa 20 Okt 18 #9 in Sadstory - 18 Okt 18 Calief seorang anak berumur 7 tahun, yang tumbuh selama 4 tahun hanya dari kasih sayang seorang Ibu tanpa Ayah disampingnya.Ayahnya telah tiada saat terjadi tsunami , Calief tu...