48. | Calief.

1.7K 270 205
                                    

Syifa pun mengepal kedua tangannya lalu melipat lengan kaos yang ia kenakan, perlahan namun pasti Syifa mendekati tubuh Rizky yang gemetaran sambil menggendong Clemira.

"Waduhhh siap-siap negara api nya bunda menyerang negara angin nya si abah sih inih, gak ikutan ah bingung Cal harus jadi tim yang mana ?" Celetuk Calief melihat aksi yang tak biasa dilakukan sang bunda.

"Ehhh bunda sayang. Abah bisa jelasin sungguh mukanya jangan ditekuk gitu, nanti cantiknya ilang loh, cikuuuu-cikuuuuu bunda Syifanya aku yang cantik yang manis si botoh, mickey mouse, teletubbies, winnie the pooh nya akohhh senyum pepsodent nya mana bun ?" Rizky masih saja meledek Syifa yang sudah geram dengan sikapnya.

"Kasih aku Clemiranya !" Tegas Syifa.

"Iniii tuh, hehehe..." Rizky memberikan Clemira pada Syifa dengan perasaan takut.

"Urusan kita belum selesai, paham ?!" Ancam Syifa sembari melotot kearah Rizky. Rizky hanya menelan ludah sambil tersenyum namun dipaksakan didepan Syifa.

"Bahhhh sehat ?" Ledek Calief terkekeh melihat wajah pucat sang ayah.

"Mbok ini ramuannya..." sodor Yuni pada Darmi.

"Oh ya Yun makasih, ny.Syifa ayo baringkan si kecil disofa saja."

"Baik mbok, Yun...tolong kamu bersihkan tempat tidur saya yang kena muntahan Clemira."

"Baik nyonya...." Yuni pun membersihkan muntah yang berceceran di kasur dan lantai kamar.

"Mbok anak saya mau diapain ?" Tanya Rizky mendekati Syifa Darmi dan Clemira di sofa.

"Saya mau urut si kecil tuan, ini pengobatan tradisional Insya Allah mujarab." Sahut Darmi sembari menekan punggung Clemira dengan lembut.

Clemira pun merengek saat mbok Darmi menekan bagian punggung lalu mbok membalikan posisi Clemira menjadi terlentang, disentuhlah bagian perut Clemira yang kembung dan saat ditepuk pelan terdengar seperti bunyi buah nangka yang dipukul.

"Mbok kok perut adek kayak tabuhan bedug masjid sih ?"

"Iya mas Calief, adek Clemira masuk angin, ini karena tadi abah rendem pakai air dingin dalam ember."

"Bah...abah sehat, emang dunia kedokteran ada metode kayak gitu ?" Tanya Calief penasaran, Rizky hanya menggeleng sembari tersenyum, Syifa yang mendengar pertanyaan luar biasa dari Calief hanya menatap tajam kearah suaminya itu.

"Alhamdulillah udah ilang kembungnya nih nyonya semoga gak rewel lagi si non nya."

"Aamiin mbok, makasih ya ?"

"Sama-sama nyonya, baiklah mbok kembali ke belakang dulu, si non kasih ASI saja nyonya, dia sepertinya kehausan."

"Iya mbok ini juga udah kenceng banget tadi malah saya sempat buang karena gak tahan ngilu dari jam 10 pagi belum dihisap Clemira."

"Nyonya seprainya sudah saya ganti saya juga permisi kebelakang mau nyiapin makan malam."

"Oke Yun makasih ya...oh ya Yun ajak Calief keruang makan duluan ya, saya ada perlu bicara sama tuan."

"Cal ikut mbak Yuni bun ?"

"Iya sayang, bunda mau bicara sama abah dulu penting ."

"Oke bun, bahhh...siap-siap ya kalau gak kuat lambaikan tangan ke kamera atau telepon bantuan Cal siap datang kok, ckckckkckck !" Calief malah meledek Rizky yang merasa bersalah kala itu.

Syifa pun duduk di sofa sembari memberi ASI pada Clemira, ia sama sekali tak mengajak bicara Rizky, Rizky pun berusaha meminta maaf pada Syifa.

"Ehemm..ehemmm, istriku pendamping hidupku, siang dan malamku, dunia dan akhiratku, kok kamu tambah syantikkk sayang..." Rizky mencoba mendusel di lengan Syifa tapi Syifa melotot padanya.

CALIEFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang