Di kursi tunggu yang tak berada jauh dari ruang PICU, Syifa tampak duduk setia menunggu bersama Rizky, dokter yang menangani penyakit Calief.
Saat berbincang, perempuan cantik ini sesekali mencoba melempar senyum seolah sedang menyembunyikan kesedihan yang begitu mendalam.
Ketika bercerita, tak jarang Rizky dan Syifa saling bertatapan.
Di ruangan PICU, alat bantu pernafasan dan alat medis lainnya terpaksa harus menempel di tubuh mungil bocah berusia tujuh tahun itu.
Matanya terpejam, kepalanya tampak terbaring di atas bantal berwarna kuning.
Sementara, guling kecil berwarna biru muda terlihat ditempatkan di samping Calief, guling itu adalah guling kesayangan Calief yang sedari dia bayi tak pernah di cuci karena Calief hapal aroma tak biasa dari guling itu, bila tercuci Calief akan menangis.
Rizky mengatakan, jika ditotalkan dari hari pertama masuk hingga saat 25 hari kedepan Syifa harus membayar lebih dari Rp 100 juta untuk pengobatan anaknya, di mana biaya Plasmapheresis sebesar Rp 50 juta, biaya obat-obatan dari depo sebesar Rp 50 juta, dan biaya ruang PICU selama 25 hari kurang lebih sebesar Rp 65 juta.
Syifa pun hanya mengangguk lemas mendengar kisaran biaya pengobatan Calief.Ia akan berusaha semaksimal mungkin untuk pengobatan Calief sekalipun ia harus menjual mobil juga rumah milik alm.suaminya.
"Mas Rizky adakah obat yang dapat menyembuhkan Calief ?"
"Obat nya hanya ada 1 macam yaitu GAMAMUNE (Imuno globuline) yang harganya 4jt-4,5 jt rupiah/ botol biasanya obat ini diinfuskan kepasien dengan jumlah yang dihitung dari berat badan, contoh kasus yang dialami Calief dengan berat badan pada saat sakit 25 KG Calief jadi harus menghabiskan obat ini sebanyak 5 botol/hari.
"Jadi satu harinya biaya obat Calief itu kisaran 20jt - 22,5jt rupiah...Masya Allah...mahal juga ya mas Rizky..." Syifa menghela nafas panjang karena sungguh butuh biaya mahal dan banyak untuk pengobatan Calief.
"Tapi obat itu pun bukan untuk menyembuhkan sepenuhnya, hanya mengurangi rasa sakit yang Calief alami selama pengobatan."
"Astagfirullah....semahal itu pun dan belum tentu bisa menyembuhkan ?"
"Iya Syif..karena Calief pun harus menjalani fisioterpi untuk mengembalikan fungsi sistem syarafnya." Syifa hanya mengangguk tanda memahami kata-kata Rizky, tampak jelas raut kegelelisahan dari wajah sendu Syifa. Bayangan pengobatan Calief yang tinggi tapi nyatanya Calief belum sembuh total tetap ia harus menjalani fisioterapi.
"Berapa lama kira-kira Calief bisa pulih seperti sedia kala mas Rizky ?"
"8 - 9 bulan Syif maksimal sampai 4 tahun tergantung berapa besar sistem syaraf yang diderita pasien.Tapi..aku harap Calief bisa sembuh lebih cepat dari pasien penderita GBS yang lain."
"Allahu Akbar...selama itukah mas ? Haruskah Calief menderita selama itu , aku gak tega dan gak sanggup mas Rizky, ujian ini terlalu berat untuk anak seusia Calief..." Syifa pun tak kuasa menahan derai air matanya, dadanya begitu sesak membayangkan penderitaan panjang bagi putranya.
"Tapi aku yakin Syif...Calief anak yang kuat, Insya Allah dia bisa lalui ini dengan mudah, sabar yaa Syif...kamu itu ibu tangguh Calief bangga punya ibu sehebat kamu..." Rizky menggenggam kedua tangan Syifa, seolah mentransfer energi dan kekuatan untuk Syifa yang sedang terpuruk saat ini.
"Adekkk......." panggil mama Sandrina setelah tiba sore itu di RSCM.
"Mamaaaaa..." Syifa pun beranjak dari duduknya, menghampiri sang mama dan memeluk erat dengan tangis yang tak bisa ia bendung lagi, mama papa abang-abang dan kakak iparnya Syifa pun ikut haru dalam tangis kedukaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CALIEF
Fanfiction#1 in Rizky 22 Okt 18 #1 in Syifa 20 Okt 18 #9 in Sadstory - 18 Okt 18 Calief seorang anak berumur 7 tahun, yang tumbuh selama 4 tahun hanya dari kasih sayang seorang Ibu tanpa Ayah disampingnya.Ayahnya telah tiada saat terjadi tsunami , Calief tu...