19. | Calief.

1.8K 284 91
                                    

Syifa hanya terdiam dengan perasaan yang campur aduk, lidahnya kelu rasanya sulit menjawab pertanyaan Rizky kali ini, lebih sulit dari ujian matematika , Rizky menatap dalam kedua manik mata Syifa, sesekali bibirnya menyungging senyum manis dan membuat Syifa semakin dibuat tak karuan perasaannya.

Syifa menarik nafas dalam, lalu mulai mengeluarkan kata.
"Mas Riz...ky, terima kasih atas kejujuran perasaan mas Rizky sama aku, aku gak nyangka aku gak pernah minta dipertemukan sama mas Rizky bahkan awal pertemuan kita pun sungguh tak indah sebenarnya, inilah namanya Takdir Tuhan kita gak tau dengan siapa kita dipertemukan dan bagimana perasaan suka dan cinta itu muncul dihati mas Rizky, aakk...kuu..."

Syifa tak melanjutkan kalimatnya, ia kembali menarik nafas dalam.
"Aku apa Syif...apa aku udah bikin kamu deg-degan luar biasa,,dari tadi aku perhatikan kamu narik nafas dalam banget, heheh !" Rizky mencoba meledek Syifa agar suasana tidak tegang.

"Mas Rizky, maaf...akuuu..."

"Kamu nolak aku ?!!" Rizky sontak kaget mendengar kata maaf meluncur dari bibir mungil Syifa.

"Bukan gitu mas Rizky, mas...kamu itu anak laki-laki satu-satunya dikeluarga. Aku mau ibu kamu mengenal aku lebih dulu, karena aku mau ibu kamu benar-benar meridhdoi aku sebagai calon menantunya, aku gak mau mas kamu maksain perasaan kamu ke aku untuk nikahin aku tapi nyatanya ibu kamu belum ikhlas sepenuhnya, karena ridho Allah itu ada pada ridho orang tua, aku gak mau jadi penyebab kedurhakaanmu pada ibumu, kamu laki-laki mapan, yang Subhanallah sungguh baik perhatian sama aku dan Calief, tapi mas..menikah itu bukan cuma aku dan kamu, tapi aku kamu dan juga keluarga besar kita.Aku meminta waktu sama kamu bukan berati aku menolak kamu mas, Demi Allah aku pun punya perasaan yang sama padamu, tapi andai Allah menjodohkan kita,aku mau saat pernikahan kita itu Calief menyaksikan aku mau dia tau bahwa dia memiliki ayah sambung , saat ini aku fokus sama kesehatan Calief dulu mas, gak mungkin aku menikah sama kamu tanpa aku bertanya pada anakku, aku harap mas paham dengan penjelasannku."

Rizky mengangguk dia sangat paham arah pembicraan Syifa.
"Masya Allah Syif...aku benar-benar terenyuh sama jawaban kamu, kamu memikirkan betul mama ku sebagai orang tuaku satu-satunya,benar Syif..aku pun gak mau menjadi anak durhaka karena pilihan hatiku, aku sangat beruntung bila bisa menjadikanmu isteriku, kata-katamu barusan mencerminkan betapa tulusnya hatimu Syif...aku pun mau saat kita berjodoh atas restu mama ku juga orang tuamu, ada Calief yang ikut menyetujui dan menyaksikan pernikahan kita, Insya Allah semoga Allah SWT segera mengangkat penyakit Calief, aamiin..."

"Aamiin mas Rizky...oh ya bisa udahan gak pegangan tangannya kayak mau nyebrang mas ." Syifa coba ngereceh ditengah obrolan serius itu.

"Ohh ya ma..aff Syif...aku udah enakan boleh aku yang gantian nyetir ?"

"Yakin kamu mas ?"

"Yakin Syif....kita pindah posisi, mau dari luar apa dalam nih ?"

"Luar lah mas...meskipun ruang dimobil kamu cukup besar, risih ajah kalau tukeran posisi dalam mobil,hahah !"

"Iya juga sih..yaudah kamu turun aku turun ya...hehehe !" Rizky dan Syifa sama-sama tertawa, mereka pun keluar mobil bersamaan lalu pindah posisi, Rizky mengemudi dan Syifa duduk manis, setelah itu mereka melanjutkan perjalanan menuju RSCM.

Setibanya di RSCM , Syifa langsung menuju R.PICU dia menunggu jam besuk yang tinggal setengah jam lagi akan dibuka, sementara Rizky menuju R.pemeriksaan menemui salah satu rekannya untuk diperiksa keadaannya.

Saat Syifa hendak berdiri dibalik kaca R.PICU , ada orang tua dari alm.suaminya yaitu  Marini dan Denny Wardhana.

"Mama Marini papa Denny,apa kabar ?" Syifa menyalami kedua mertuanya itu lalu mereka saling berpeluk.

CALIEFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang