Percayalah, seberapa sering wanita melahirkan, maka setiap prosesi melahirkan tetap akan selalu menjadi the first specific moment, gak ada duanya.
Meski lebih santai atas nama pengalaman. Tapi Syifa meras galau persiapan detik-detik melahirkan gak kalah seru dibanding persiapan detik-detik kemerdekaan.
"Aah.. gampang mas Rizky sayang, sudah anak kedua juga." Jelas Syifa saat Rizky menanyakan soal kesiapan persalinan.
"Yakin kamu sayang, kamu yang mau lahiran kok aku yang deg-degan ya ?"
"Kamu udah kayak greget challenge ajah. Yakin deh lancar, jalannya sudah kayak jalan tol, hehehe." Syifa mencoba merilekskan pikirannya yang galau dan membuat Rizky tidak cemas.
"Serius ini kan kali pertama pengalaman aku sayang..."
"Bahkan dr.Zakiyah SPOG yang akan membantu persalinan juga bilang santai aja Ny.Syifa, kan sudah hafal caranya". Papar Syifa.
Kali itu, untuk kesekian kalinya kontrol kehamilan rutin. Memasuki pekan ke 38 kehamilan, berat janin sudah mencapai 3000 gram. Padahal sejak umur kandungan 7 bulan Syifa sudah diet rendah kalori.
Alhamdulillah, positif thinking saja, Allah memudahkan anak Syifa menyerap zat gizi. Ibunya lah yang harus menahan nafsu makan yang makin menggila di usia kehamilan yang menua.
Syifa hanya mampu berdoa semoga bisa lahiran normal, cepat pulang ketemu Calief dan beraktifitas kembali.
Ternyata dari hasil periksa dalam, sudah bukaan satu, bisa cepet bisa lambat, perkiraan dalam satu minggu ini bayi lahir, begitu kata dr.Zakiyah
Ditunggu satu… dua.. tiga hari gak ada mules-mulesnya sama sekali, bahkan dipake senam hamilpun biasa-biasa saja. Bikin Rizky bingung takut ninggalin rumah.
Hingga hari ke enam, tak ada sakit kontraksi yang Syifa rasa. Padahal hari ketujuh harus kontrol lagi, untuk melihat kondisi janin yang selama seminggu sudah bukaan satu.
Ditambah, dua hari ini Calief panas batuk pilek. Hari keenam itu, Syifa minta Rizky memeriksa instensif Calief di RSCM karena Syifa takut kondisi Calief drop.
Membayangkan Calief yang dua hari terakhir susah tidur, betapa kasihannya Calief bila Syifa tidak ada di rumah.
Setelah memeriksa Calief di RSCM ada flek lendir kecoklatan. Rizky ingin cepat bawa ke rumah sakit tapi Syifa tahan. "lihat kontraksinya dulu, dan lihat kondisi Calief". Namanya juga emak-emak, gak mau rugi, pengennya semua beres dulu.
Setelah minum obat, Calief tidur pulas hingga sore hari, panasnya pun mulai turun, Alhamdulillah…
Langkah berikutnya Syifa meminta mama Sandrina menjaga Calief karena aturan minum obat buat Calief, karena ada yang 2x sehari, ada yang 3x sehari dan ada yg diminum hanya ketika panas.Selain itu juga mama Sandrima berlatih menggunakan oxycan (oxigen kaleng) buat Calief jika dibutuhkan.
Maghrib pun berlalu, isya’ datang masih belum ada mulas sama sekali. Dr.Zakiyah meminta untuk ke rumah sakit secepatnya, takut melahirkan di jalan, karena bisa jadi tanpa mules tapi kontraksi rahim tetap ada. Apalagi sudah keluar flek dan memang sudah waktunya.
Syifa tetap bersikukuh menunggu Calief bobo dulu. Alhamdulillah jam 11 malam Calief sudah bobo dan ada getaran halus di perut bagian bawahku. "Masih kurang ini, bukan begini sakitnya" jelas Syifa pada Rizky. Syifa tunggu hingga jam 12, getaran halus itu datang tiap 15 menit sekali. Tapi lagi-lagi tidak sesakit yang dulu, Syifa masih bisa beraktifitas, ngobrol dan lain-lain. Jam setengah 1 Rizky dan Syifa memutuskan berangkat ke rumah sakit, yang ternyata sudah bukaan 4-5. Setengah jam kemudian bukaan bertambah menjadi 5, tapi mulesnya masih berupa getaran halus saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
CALIEF
Fanfiction#1 in Rizky 22 Okt 18 #1 in Syifa 20 Okt 18 #9 in Sadstory - 18 Okt 18 Calief seorang anak berumur 7 tahun, yang tumbuh selama 4 tahun hanya dari kasih sayang seorang Ibu tanpa Ayah disampingnya.Ayahnya telah tiada saat terjadi tsunami , Calief tu...